KOMPAS.com — Benua baru ditemukan di timur Australia, namanya Zealandia.
Benua tersebut mencakup Selandia Baru dan Kaledonia Baru, wilayah yang selama ini dimasukkan sebagai anggota Benua Australia.
Zealandia mempunyai luas sekitar 5 juta kilometer persegi.
Anda jangan buru-buru bermimpi untuk berwisata mengelilinginya. Sebab, 94 persen wilayah benua itu berada di bawah permukaan laut. Hanya Selandia Baru, Kaledonia Baru, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya yang ada di permukaan.
Zealandia sebagai benua bukan gagasan baru. Geolog Bruce Luyendyk pada tahun 1995 pernah mencetuskannya.
Namun, saat itu Zealandia baru memenuhi tiga syarat untuk dinyatakan benua, yaitu mempunyai keragaman batuan, relatif cukup tinggi terhadap dasar laut, dan mempunyai kerak dengan densitas lebih rendah dibanding lautan sekitarnya.
Penelitian terbaru dengan metode pemetaan gravitasi dan satelit memberi penguat.
Geolog Selandia Baru, Nick Mortimer, dan timnya menyatakan, Zealandia mempunyai luas yang cukup besar untuk dinyatakan sebagai benua.
Publikasi Mortimer di GSA Today, Kamis (16/2/2017), menjadi makalah pertama yang mengajukan Zealandia sebagai benua.
"Kami harap ini memberikan lampu hijau pada subyek itu (menyebut Zealandia sebagai benua)," katanya seperti dikutip Sydney Morning Herald, Kamis.
Perdebatan benua
Zealandia diduga terpisah dari benua raksasa kuno, Gondwana, 200 juta tahun lalu.
Awalnya, seluruh bagian benua berada di atas permukaan laut. Namun, 85-80 juta tahun lalu, sejumlah bagian benua itu mulai tenggelam dan akhirnya kini hanya 6 persen yang berada di permukaan laut.
Meski memenuhi kriteria, mungkin Anda masih bertanya-tanya mengapa Zealandia disebut benua.
Tak mudah untuk menjelaskannya. Sebab, hingga kini belum ada kesepakatan dari lembaga tertentu yang bertugas menetapkan suatu massa daratan sebagai benua. Banyak kontroversi.
Contohnya, geografi menyebut Eropa dan Asia sebagai benua terpisah.
Namun, secara geologis, banyak pula pakar yang menyebut keduanya merupakan satu benua karena sebenarnya satu kesatuan.
"Manfaat publikasi baru ini sebenarnya menunjukkan ketidakkonsistenan kita menggunakan istilah benua," kata Brendan Murphy, geolog dari St Francis Xavier University di Kanada, seperti dikutip Nature, kemarin.
Namun, terlepas dari kontroversi itu, pernyataan Zealandia sebagai benua akan membantu ahli biogeografi untuk mempelajari biodiversitas serta memberi kesempatan kepada geolog untuk mempelajari pembentukan benua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.