Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

238 WNI di Natuna, Karantina Jadi Upaya Perangi Wabah sejak Abad ke-14

Kompas.com - 04/02/2020, 10:58 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Kepala desa itu juga mengatakan kepada warga bahwa dia akan melakukan segala cara yang dapat dilakukan untuk membantu meringankan penderitaan warga dan bahwa dia akan tetap bersama mereka.

Pada bulan Agustus tahun 1666, warga desa yang meninggal mencapai puncaknya dengan jumlah lima atau enam setiap hari. Namun tidak ada yang melanggar aturan keluar dan masuk.

Pada bulan November, wabah tidak ada lagi di desa itu. Karantina berhasil.

Dewasa ini, sebagian besar karantina dijalankan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan.

"Karantina diterapkan tidak hanya berdasarkan kalkulasi medis - apakah langkah ini dapat menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit," kata Harrison.

"Langkah seperti karantina juga diambil untuk memenuhi permintaan negara-negara lain dan juga untuk meyakinkan warga negara yang bersangkutan sendiri," tambahnya.

Di San Francisco pada 1900, para imigran China dikarantina setelah seorang pria China ditemukan meninggal dunia di satu hotel.

Pria itu ternyata meninggal karena wabah. Polisi memasang kawat berduri di seputar kawasan pecinan.

Warga tidak diizinkan keluar atau masuk dan hanya polisi dan petugas kesehatan yang boleh melintas garis batas dengan kawat berduri itu.

Selama Perang Dunia I, sekitar 30.000 pekerja seks komersial dikarantina di tengah kekhawatiran meningkatnya penyakit menular seksual.

Mereka boleh keluar dari karantina begitu dipastikan mereka tidak mengidap penyakit seksual menular.

Harrison mengatakan epidemi Sars pada 2002-2003 menandani era baru pengontrolan penyakit menular.

Saat wabah terjadi, mereka yang tertular akan dikarantina.

Pemerintah China mengancam untuk mengeksekusi atau menghukum penjara siapapun yang melanggar karantina dan menyebarkan penyakit itu.

Wabah Sars memberikan pelajaran tentang pentingnya bekerja sama dengan negara-negara lain selama terjadi krisis kesehatan masyarakat.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau