KOMPAS.com - Saat infeksi virus corona kian meluas dan diperkirakan menjangkiti lebih dari 70.000 orang, sekarang China kembali harus menghadapi serangan flu burung.
Melansir Daily Mail, Senin (3/2/2020), pemerintah China melaporkan kematian mendadak 4.500 ekor ayam di sebuah pertanian di kota Shaoyang, provinsi Hunan selatan.
Kota ini diketahui berjarak tak jauh dari pusat wabah virus corona di kota Wuhan, China.
China melaporkan adanya wabah flu burung akibat serangan virus H5N1 yang sangat patogen dan telah membunuh 4.500 ekor ayam.
Wabah flu burung atau Avian influenza itu awalnya dilaporkan terjadi di sebuah peternakan di kota Shaoyang, Hunan.
Baca juga: Flu Burung Merebak di Hunan, Tak Jauh dari Epicentrum Virus Corona di Wuhan
Setelah diketahui sebagai serangan virus H5N1, pihak berwenang China kemudian memusnahkan 17.828 ekor unggas yang diduga telah terjangkit penyakit tersebut.
Flu burung tersebut diklasifikasikan sangat patogen, karena banyaknya jumlah unggas yang mati akibat penyakit itu.
Tak hanya virus korona, jenis virus H5N1 ternyata juga telah menimbulkan kekhawatiran dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun penyakit ini tidak mudah menginfeksi manusia, bahkan sulit menyebarkan dari manusia ke manusia, namun beberapa orang yang terinfeksi di seluruh dunia diketahui meninggal akibat terinfeksi flu burung.
Menurut WHO, ketika orang terinfeksi virus flu burung, maka angka kematiannya sekitar 60 persen.
Baca juga: Pernah Hadapi Flu Burung, Ini Kesiapsiagaan untuk Hadapi Virus Corona
Shaoyang diketahui berjarak sekitar 350 mil dari pusat kota Wuhan, tempat wabah virus corona ini mulai terindentifikasi pada akhir tahun lalu.
Virus yang awalnya ditemukan di sebuah pasar di kota Wuhan itu menyebabkan salah satu kota penting di China itu harus diisolasi.
Seseorang yang terinfeksi dengan virus corona Wuhan dapat menyebarkannya hanya dengan batuk atau bersin.
Hingga awal bulan ini, dilaporkan sedikitnya 305 orang meninggal akibat virus corona Wuhan, China. Bahkan, satu kasus dikabarkan meninggal di luar China, yakni di Filipina.
Akibat penyebaran virus corona yang kian masif dan semakin banyak orang yang terinfeksi, WHO telah mengumumkan keadaan darurat global.