Meskipun hingga saat ini, Intan masih terus melakukan kontrol, Intan melawan kanker yang menyerang tubuhnya sembari meneruskan kuliahnya di Universitas Indonesia hingga selesai.
Tak hanya itu, Intan juga menyelesaikan kuliahnya tepat waktu dan mendapati predikat cumlaude.
2. Marchadi (Kanker Paru-paru)
Kanker paru-paru selalu identik dengan pengguna rokok. Tetapi Marchadi harus menerima kenyataan mengidap kanker paru, meski ia bukanlah seorang perokok.
Pria yang akrab disapa Hadi itu, mengeluhkan batuk berkepanjangan sampai sekitar satu tahun lamanya. Saat melakukan pemeriksaan di rumah sakit pada 2014, dia didiagnosis kanker paru stadium 4.
"Sejak awal terdeteksi, pengobatan yang saya jalani adalah kemoterapi infus selama enam siklus dalam waktu 4,5 bulan," cerita Hadi dalam sebuah acara bertajuk Kanker Paru ALK-Positif: Kenali, Periksa Tangani Bersama di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Namun, terapi yang dilakukan itu tidak cocok dengan tumor ganas yang bersarang di tubuh Hadi.
Bahkan, dari beberapa terapi yang dilakukan justru membuat ia semakin lemah karena ternyata tumor ganas yang ada di paru-paru Hadi sudah mengalami resisten obat.
Mengobati pasien kanker dengan resisten obat, kata Hadi, hampir saja membuat ia dan dokter yang menanganinya putus asa, sebelum dokternya mendapatkan rencana untuk tes darah ulang.
Pada akhirnya, Hadi dan dokter yang merawatnya melakukan tes darah kembali untuk mengetahui jenis kanker paru yang dimilikinya.
Ternyata ia mengidap kanker paru ALK-Positif (anaplastic lymphoma kinase/ALK).
Dengan obat terapi target Anti ALK-Positif, akhirnya Hadi bisa bertahan hidup hingga saat ini.
Hadi tidak hanya bertahan hidup. Dia bahkan mengaku menjalani aktivitas sehari-hari yang jauh lebih aktif dibanding kebanyakan orang.
Sebagai contoh, Hadi mampu menyelesaikan track naik turun gunung Sinai hanya dalam waktu lima jam. Orang pada umumnya menyelesaikan track tersebut dalam waktu delapan jam.
3. Rika Marwadi (Kanker Payudara)