Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Menilai Deteksi Dini Kanker Tidak Selalu Efektif, Mengapa?

Kompas.com - 28/01/2020, 18:04 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit kanker adalah penyakit dengan momok menakutkan bagi sebagian orang, karena penyakit ini dianggap sulit disembuhkan.

Sejak munculnya tes dan skrining kanker atau deteksi dini yang rutin dilakukan diklaim telah berhasil menyelamatkan banyak nyawa di dunia.

Padahal, deteksi dini terhadap sel-sel abnormal tidak selalu berdampak baik.

Melansir Science Alert, Selasa (28/1/2020), penelitian baru di Australia sekali lagi menunjukkan keinginan deteksi dini telah menjadi masalah.

Sebab, untuk pertama kalinya di dunia, para ilmuwan di Australia telah menghitung risiko "overdiagnosing" dari lima kanker berbeda.

Baca juga: Tingkatkan Imunitas Seluler Pasien Kanker Serviks, Ini Tahap Terapinya

Ini adalah masalah yang sulit untuk dihitung, karena dokter tidak tahu kapan seorang pasien telah didiagnosa secara bherlebihan. Bahkan, pada tingkat populasi, perkiraan di seluruh dunia sangat bervariasi.

Jumlah penderita kanker meningkat

Jika dibandingkan dengan tahun 1982, para peneliti dari Bond University in Queensland menemukan pada 2012 pasien di Australia lebih mungkin didiagnosa menderita kanker. Meskipun angka kematian akibat kanker tidak meningkat.

Pada tahun yang sama, mereka memperkirakan hampir seperempat kanker pada pria didiagnosa secara berlebihan.

Baca juga: Mengenal CAFs, Penyebab Awal Kanker Usus Besar Menyebar

Di antaranya terdiri dari 42 persen kanker prostat, 42 persen kanker ginjal, 73 persen kanker tiroid dan 58 persen melanoma.

Sedangkan pada perempuan yang didiagnosa berlebihan, mendekati 18 persen untuk semua kanker.

Di antaranya 73 persen kanker tiroid, 54 persen melanoma dan 22 persen kanker payudara.

Dengan kata lain, sepanjang 2012, ada 11.000 kanker pada wanita dan 18.000 kanker pada pria yang terdeteksi. Akan tetapi, mungkin tidak memerlukan diagnosis atau perawatan.

"Perawatan kanker seperti pembedahan, radioterapi, terapi endokrin dan kemoterapi dapat menyebabkan kerusakan fisik. Risikonya dianggap dapat diterima jika diagnosis sesuai," jelas para penulis penelitian ini.

Namun, menurut peneliti, ketika seseorang tidak seharusnya didiagnosis kanker, mereka hanya akan dirugikan oleh perawatan.

Kanker yang paling banyak didiagnosis adalah kanker payudara dan kanker prostat.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau