Epidemi virus zika di Amerika Selatan dimulai dengan transmisi lokal di Brasil pada Mei 2015.
Pada tahun yang sama, Brasil juga melaporkan kekhawatiran akan kaitan antara virus ini dengan berbagai kondisi neurologis, termasuk mikrosefali yakni kondisi di mana bayi terlahir dengan kepala kecil. Namun, kaitan ini tidak terbukti.
Pada Februari 2016, infeksi virus zika menyebar dengan cepat ke berbagai 20 negara di Amerika dan Cabo Verde. Hal ini membuat WHO mendeklarasikan zika, beserta kaitannya dengan berbagai gangguan neurologis, sebagai PHEIC.
Status PHEIC untuk zika ini diakhiri pada November 2018.
Ebola kembali dideklarasikan sebagai PHEIC setelah mewabah nyaris setahun di Kongo. Pada saat itu, ebola telah menginfeksi 2.500 orang di Kongo dan menyebabkan 1.600 kematian.
Pada awalnya, WHO tidak menganggap wabah ebola di Kongo sebagai PHEIC. Setelah empat kali rapat, barulah komite darurat WHO menyatakan wabah Ebola sebagai PHEIC.
WHO mengatakan, komite mengutip perkembangan terbaru wabah ini dalam membaut rekomendasi, termasuk kasus terkonfirmasi pertama di Goma, kota dengan hampir 2 juta orang yang berbatasan dengan Rwanda, dan merupakan gerbang menuju wilayah Kongo lainnya serta dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.