Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Alasan di Balik Terangnya Supernova Superluminous

Kompas.com - 25/01/2020, 10:30 WIB
Amalia Zhahrina,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber SPACE.COM

Namun, keruntuhan inti supernova seperti itu kemungkinan tidak akan menghasilkan sampul besi dengan jenis massa dan tingkat ekspansi yang dihitung oleh studi baru.

Skenario ditemukan supernova Tipe Ia

Oleh karena itu, sebuah skenario yang konsisten dengan temuan baru menunjukkan SN 2006gy adalah supernova Tipe Ia.

Baca juga: Supernova Menguak Adanya Bintang yang Hidup Lagi Setelah Mati

Supernova ini terjadi ketika satu bintang mencurahkan cukup bahan bakar ke bintang mati yang dikenal sebagai white dwarf  atau katai putih, yakni bintang yang tidak lagi bersinar, untuk memicu ledakan nuklir yang luar biasa.

Katai putih adalah inti superdense, yaitu ukuran Bumi dari bintang-bintang yang menghabiskan semua bahan bakarnya dan melepaskan lapisan luarnya tanpa ledakan dahsyat.

Secara khusus, skenario menyerukan katai putih di orbit biner dekat dengan bintang pendamping yang kaya akan hidrogen.

"Sistem seperti itu sebenarnya terkenal dan umum, yang disebut variabel bencana, yang kita ketahui beberapa ratus," kata Jerkstrand, seperti dilansir Space (23/01/2020).

Baca juga: Bintang Raksasa Betelgeuse Bertindak Aneh, Diprediksi Akan Meledak

Ketika bintang pendamping seperti itu menjadi tua, ia membengkak, menjebak kerdil putih di kulitnya yang mengembang. Sehingga, gesekan yang dihasilkan menyebabkan katai putih spiral ke pusat, dan pada saat yang sama, bahan sampul dikeluarkan.

Biasanya dalam sistem biner seperti itu, katai putih dapat menghabiskan jutaan atau milyaran tahun berputar ke arah pusat temannya sebelum meledak sebagai supernova Tipe Ia, kata Jerkstrand.

Namun, dengan SN 2006gy, para peneliti mencurigai bahwa katai putih mungkin telah meledak. Menurut Jerkstrand, itu terjadi hanya dalam waktu sekitar satu abad sejak dimulainya fase inspiral.

Setelah itu, supernova ini menghantam cangkang padat material yang dikeluarkan dari bintang pendamping katai putih, yang masih relatif dekat. Fase ini menjelaskan mengapa SN 2006gy, tampak begitu cerah.

"Seperti menabrak dinding bata, dan sebagian besar energi gerak supernova diubah menjadi cahaya dalam tabrakan ini," kata Jerkstrand.

Menurut para peneliti, beberapa supernova superluminous lainnya memiliki sifat serupa dengan SN 2006gy. Itu menunjukkan supernova ini juga memiliki mekanisme dasar yang sama.

Penelitian di masa depan dapat menyelidiki bagaimana sistem biner yang mungkin menimbulkan supernova superluminous dapat terbentuk.

Para peneliti juga bisa melihat apa yang sebenarnya bisa memicu supernova Tipe Ia dari white dwarf dalam sistem semacam itu hanya seabad atau lebih setelah mereka berputar ke arah pusat teman-teman mereka.

"Apakah supernova itu terjadi ketika katai putih yang bertemu objek kompak lainnya di tengah teman, atau apakah benda itu mengeluarkan materi sampai menjadi terlalu besar dan meledak?" kata Jerkstrand.

Baca juga: Astronom Pelajari Bintang Langka untuk Ketahui Akhir Kisah Matahari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau