Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Alam Semesta, Bintang Utara yang Tak Pernah Tenggelam

Kompas.com - 02/12/2019, 20:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Jika pernah melihat langit malam di belahan Bumi Utara, Anda akan melihat bintang yang bersinar paling terang.

Bintang itu adalah Polaris, atau dikenal juga sebagai bintang utara. Jaraknya sekitar 430 tahun cahaya dari Bumi dan merupakan bagian dari konstelasi Ursa Minor.

Menurut Rick Fienberg, seorang astronom dari Harvard, Polaris disebut bintang utara karena lokasinya ada di atas Kutub Utara.

Bintang Utara ini memiiki sifat sangat unik dan penting bagi petunjuk arah. Bintang utara tak pernah berpindah tempat, tak pernah terbit, dan tak akan pernah tenggelam.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Beda dengan Salju, Begini Hujan Es Terbentuk

Polaris tak terbit dan tenggelam

"Jika kita berada di Kutub Utara pada malam hari, saat menengadah ke langit kita akan melihat Polaris tepat di atas kepala," ujar Fienberg.

Menariknya, polaris tak seperti semua bintang lain di langit. Polaris berada di lokasi yang sama sepanjang malam, dari senja hingga fajar, tidak terbit dan terbenam.

Kehadirannya ini membuat orang beranggapan bahwa Polaris adalah bintang paling terang di langit.

Padahal sebenarnya, Polaris adalah bintang ke-48 yang paling terang.

Meski begitu, cahaya yang dipancarkan Polaris sebenarnya 2.500 kali lebih terang dibanding matahari.

Polaris merupakan bintang super raksasa dengan diameter hampir 40 kali lebih besar dibanding matahari, dan massa lima kali lebih berat.

Namun karena bintang utara berjarak sangat jauh dengan Bumi, paparan cahaya yang sampai ke Bumi tak seterang matahari.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta, Ada Berapa Banyak Air di Bumi?

Bintang Utara dalam navigasi

Dilansir How Stuff Works, Rabu (20/11/2019), Polaris pertama kali dipetakan oleh astronom Claudius Ptolemy yang hidup antara 85 sampai 165 SM.

Lokasi bintang yang dekat dengan Kutub Utara akhirnya menjadi penting dan bermanfaat bagi para navigator.

"Pada malam hari, di Belahan Bumi Utara, jika Anda melihat Polaris, Anda tahu arah mana yang utara. Setelah tahu arah utara, arah lain seperti selatan, timur, dan barat juga akan diketahui," papar Fienberg.

Peran Polaris sebagai petunjuk arah berlaku selama ratusan tahun, termasuk selama Zaman Eksplorasi pada abad ke-15 hingga ke-17 dan beberapa abad kemudian.

Fienberg menambahkan, Bintang Utara juga bisa memberi tahu garis lintang. Sebab, sudut dari cakrawala Polaris sama dengan garis lintang posisi Anda (dalam derajat).

"Namun sebenarnya Polaris tidak berguna sebagai alat bantu navigasi bila kita berada di selatan khatulistiwa. Sebab Polaris turun di bawah cakrawala," terang Fienberg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau