Ilmuwan juga menemukan mikroba ini memiliki tonjolan seperti tentakel yang panjang dan bercabang di bagian luar, yang digunakan untuk menangkap bakteri.
Para penulis mengusulkan hipotesis tentang apa yang terjadi pada perairan purba ini.
Baca juga: Makhluk Tercerdik itu Bernama Mikroba
Pada sekitar 2,7 miliar tahun yang lalu, oksigen mulai menumpuk di Bumi. Setelah hidup tanpa oksigen, unsur ini akan terbukti beracun bagi Promotheoarchae syntrophicum.
Jadi, Promotheoarchae syntrophicum mungkin telah mengembangkan adaptasi baru dengan cara membentuk kelompok dengan bakteri yang toleran terhadap oksigen.
Bakteri tersebut memberi Promotheoarchae syntrophicum berbagai senyawa untuk hidup, sementara, pada akhirnya, dia memakan limbah archaea.
Ketika kadar oksigen meningkat lebih jauh, Promotheoarchae syntrophicum mungkin menjadi lebih agresif.
Di dalam mikroba tersebut, bakteri ini mungkin akhirnya berkembang menjadi kunci organel penghasil energi untuk kelangsungan hidup eukariota, yakni mitokondria.
"Keberhasilan tim dalam membudidayakan Prometheoarchaeum setelah upaya mencakup lebih dari satu dekade merupakan terobosan besar bagi mikrobiologi," Christa Schleper dan Filipa L. Sousa, dua peneliti di Universitas Wina yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Menurut mereka, penelitian ini telah menetapkan tahapan untuk penggunaan teknik molekuler dan pencitraan untuk lebih menjelaskan metabolisme Prometheoarchaeum dan peran protein pada eukariotik dalam biologi sel archaeal.
Baca juga: Tak Dinyana, Mikroba Usus Ternyata Berbicara dengan Otak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.