Ini adalah kali pertama mereka untuk mempresentasikan temuan mereka kepada komunitas ilmiah yang lebih luas.
Yang juga berbicara pada acara itu adalah Prof Hermann Fritz dari Institut Teknologi Georgia.
Dia meninjau kerusakan di pantai-pantai terdekat, menyimpulkan tinggi gelombang tsunami dari studi di lapangan, dan seberapa cepat air mencapai daratan.
Di pulau-pulau di sekitar Anak Krakatau, pohon hingga 80 meter di atas permukaan laut normal tercabut dari akarnya.
Sebagian besar energi gelombang mengambil jalur dari gunung berapi ke arah kehancuran yang sama - ke barat daya.
Baca juga: Volume Runtuhan Gunung Anak Krakatau Desember 2018 Kecil, tapi Merusak
Peristiwa itu menghasilkan gelombang setinggi 10m yang menyerang sudut Taman Nasional Ujung Kulon di Pulau Panaitan - berjarak 50 km dari Anak Krakatau.
"Penduduk lokal sangat beruntung bahwa keruntuhan itu terjadi di arah barat daya, ke arah di mana sedikit orang tinggal - menuju taman nasional," kata Prof Fritz.
"Jika arah keruntuhannya berbeda, hasilnya bisa sangat berbeda juga dalam hal ketinggian tsunami di daerah berpenduduk."
Pelajaran dari Anak Krakatau digunakan untuk menilai bahaya di gunung berapi lainnya.
Ada sekitar 40 lokasi lain di seluruh dunia yang berpotensi mengalami hal yang sama dengan yang terjadi di Gunung Anak Krakatau.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.