Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkahan Erupsi Gunung Anak Krakatau Ditemukan di Dasar Lautan

Kompas.com - 17/12/2019, 19:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Pengukuran baru menunjukkan bahwa yang luruh ke laut adalah 0,19 km kubik, hampir 200 juta meter kubik.

Volume yang lebih kecil ini mungkin menimbulkan masalah bagi pemodelan tsunami yang sebelumnya dilakukan.

Simulasi asli mereka tentang bagaimana gelombang yang dihasilkan oleh reruntuhan, yang bergerak melintasi Selat Sunda, telah terbukti cocok dengan apa yang diamati pengukur pasang laut dan dari apa yang diketahui dari kerusakan di sepanjang pantai terdekat.

Sekarang, model tsunami harus dibuat kembali tetapi dengan input yang lebih kecil.

Simulasi masih bekerja, namun - dan dengan alasan yang bagus.

Tim Prof Tappin juga menemukan bahwa tingkat kelongsoran lereng gunung-sudut kemiringan di mana massa batuan meluncur - lebih dangkal daripada asumsi sebelumnya.

Sebelumnya, pernah dianggap bahwa kelongsoran curam menuju ke cekungan, yang terbentuk akibat akibat letusan tahun 1883.

Namun, sekarang jelas bahwa lereng yang runtuh memasuki air jauh lebih dekat permukaan.

"Kami telah memperbaiki pemodelan dengan resolusi yang lebih baik berdasarkan batimetri (pengukuran kedalaman laut) baru dan hasilnya hampir sama, meskipun dengan volume batu yang lebih kecil," jelas pakar tsunami Prof Stephan Grilli dari University of Rhode Island.

"Luncuran yang lebih dangkal terjadi hampir seperti lompatan ski. Keruntuhan yang lebih dekat ke permukaan membuatnya lebih tsunamigenik (berpotensi menghasilkan tsunami) daripada keruntuhan yang lebih curam, yang akan membawa sedimen turun lebih dalam, lebih cepat."

Profesor Tappin dan Grilli berbicara di San Francisco pada Pertemuan Musim Gugur tahunan American Geophysical Union.

Ini adalah kali pertama mereka untuk mempresentasikan temuan mereka kepada komunitas ilmiah yang lebih luas.

Yang juga berbicara pada acara itu adalah Prof Hermann Fritz dari Institut Teknologi Georgia.

Dia meninjau kerusakan di pantai-pantai terdekat, menyimpulkan tinggi gelombang tsunami dari studi di lapangan, dan seberapa cepat air mencapai daratan.

Di pulau-pulau di sekitar Anak Krakatau, pohon hingga 80 meter di atas permukaan laut normal tercabut dari akarnya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau