Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkahan Erupsi Gunung Anak Krakatau Ditemukan di Dasar Lautan

Kompas.com - 17/12/2019, 19:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

 

KOMPAS.com - Puing-puing Gunung Anak Krakatau di dasar lautan dipetakan untuk pertama kalinya.

Para ilmuwan menggunakan peralatan sonar untuk mendapatkan gambaran bongkahan-bongkahan batu besar yang meluncur ke lautan ketika satu sisi Anak Krakatau runtuh.

Beberapa bongkahan ini tingginya mencapai 70-90 meter.

Runtuhnya batu-batu ini ke dalam air menghasilkan gelombang tinggi di garis pantai Jawa dan Sumatera pada 22 Desember 2018.

Lebih dari 400 orang di sekitar Selat Sunda meninggal dunia dalam bencana yang terjadi pada malam hari itu, dan ribuan lainnya terluka dan hilang.

Baca juga: Ahli Jerman Pelajari Hal Baru Soal Anak Krakatau, Apa Kata Surono?

Para peneliti telah mencoba merekonstruksi apa yang terjadi sejak peristiwa itu.

Tetapi semua studi mereka hingga saat ini didasarkan pada apa yang dapat dilihat di atas air.

Prof Dave Tappin dan koleganya menyadari mereka harus menyelidiki massa gunung berapi yang hilang di pulau itu, yang sekarang berada di bawah permukaan laut.

Jika tidak, mereka tidak akan pernah benar-benar mendapatkan deskripsi lengkap tentang peristiwa Anak Krakatau itu.

Sebuah echosounder multibeam, atau alat pemancar sonar, dibawa untuk memetakan dasar laut.

"Model awal keruntuhan didasarkan pada citra satelit yang hanya melihat bagian subaerial dari gunung berapi," kata ilmuwan Survei Geologi Inggris itu kepada BBC News.

"Kami melakukan pencitraan pada kedalaman 200 meter dan melihat balok berbentuk segitiga, yang pada dasarnya koheren, dan mereka membentuk- sebelum gunung itu runtuh- sisi barat daya Anak Krakatau."

Puing itu luruh 2.000 meter dari gunung berapi. Survei seismik yang juga dilakukan oleh tim itu menunjukkan bagaimana materi ini berada di atas deposit yang lebih tua.

Yang terpenting, pencitraan bawah air telah memungkinkan tim Prof Tappin untuk merevisi estimasi volume batu yang luruh. Dan itu lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya.

Sebelumnya, berdasarkan perhitungan di atas air terhadap gunung yang dulunya setinggi 335 meter itu menunjukkan angka 0,27 km kubik.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau