Fenomena ini mengakibatkan peningkatan curah hujan dari normalnya di pantai timur Afrika dan Samudera tropis Hindia bagian barat.
Sementara untuk Samudera Hindia tropis bagian timur mengalami penurunan curah hujan dari normalnya, dan mengakibatkan kekeringan di pantai Benua Maritim Indonesia (BMI).
Peristiwa gangguan Dipole Mode (DM), anomali muka laut yang dingin, dan keterlambatan monsun sebenarnya saling berhubungan. Ketiga faktor ini pula yang pada akhirnya membuat musim hujan mundur.
Adi Ripaldi, Kasubid Analisis Informasi Iklim BMKG menjelaskan hubungan ketiganya.
"Melihat perkembangan dinamika atmosfer dan laut hingga akhir November, masih kuatnya gangguan Dipole Mode di Barat Daya Sumatera, masih dinginnya laut sekitar Indonesia, menyebabkan pergantian angin musim atau Monsun kita terlambat," jelas Adi kepada Kompas.com, Senin (2/12/2019).
"Hal ini mengindikasikan awal musim hujan di sebagian besar wilayah di Pulau Jawa datangnya terlambat," imbuhnya.
Adi mengatakan, sekitar 74 persen wilayah Indonesia akan mengalami keterlambatan musim hujan 2019 karena peristiwa tersebut.
Baca juga: BMKG: Kondisi Musim Hujan dan Kemarau Cenderung Normal Tahun 2020
Diberitakan Kompas.com sebelumnya (30/11/2019), khusus DKI Jakarta awal dan pertengahan Desember diprediksi akan mulai masuk musim hujan.
Dari data yang disampaikan oleh Adi, terdapat 199 jumlah Zona Musim (ZOM) per wilayah dari seluruh wilayah Indonesia yang diprakirakan memasuki awal musim hujan pada Desember mendatang.
Jumlah wilayah yang diprakirakan memasuki awal musim hujan pada Desember adalah Sumatera (17), Jawa (98), Bali (13), Nusa Tenggara Barat (19), Nusa Tenggara Timur (21), Sulawesi (25), Maluku (4) dan papua (2). Sementara yang mengalami puncak hujan pada bulan yang sama hanya 18 ZOM, dengan rincian jumlah ZOM yaitu Sumatera (5), Sulawesi (2), Maluku (1) dan Kalimantan (10).
"Cuma enggak detail wilayahnya ini, hanya pulaunya saja yang disebutkan," ujar Adi dihubungi Sabtu (30/11/2019).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.