KOMPAS.com- BMKG memprediksikan bahwa musim kemarau tahun ini akan lebih lama dari biasanya karena musim hujan datang terlambat. Hal ini membuat masyarakat bertanya-tanya, apa penyebabnya?
Kompas.com menghubungi Adi Ripaldi,Kasubid Analisis Informasi Iklim BMKG, untuk mendapatkan penjelasannya.
Adi mengatakan bahwa meskipun El-nino sudah melemah dan sudah pada kondisi netral, namun beberapa faktor lainnya juga mempengaruhi iklim di wilayah Indonesia.
Berikut adalah El Nino dan empat faktor pengendali iklim di Indonesia lainnya yang menyebabkan kekeringan panjang pada musim kemarau tahun ini.
1. ENSO (El-Nino dan La Nina)
ENSO (El Nino-Southern Oscillation) adalah variasi lebih panas atau dingin dari suhu permukaan laut di wilayah equator tengah dan timur Samudera Pasifik yang reguler atau berkala.
ENSO ini berpengaruh terhadap variasi iklim di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis Bumi. Periode panasnya disebut sebagai El Nino, sementara periode dinginnya disebut La Nina.
Baca juga: 8 Cara Menjaga Rumah Tetap Dingin di Musim Kemarau, Menurut Sains
BMKG melaporkan bahwa pada Agustus 2019, anomali suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik bagian tengah berada pada kisaran -0,5 hingga 0,5 derajat celcius. Ini menandai kondisi netral dan berakhirnya episode El Nino lemah tahun 2018/2019.
Seharusnya, jika El- Nino melemah atau berakhir, maka musim hujan akan datang sesuai normalnya. Namun, ada 3 faktor lainnya yang menjadikan Indonesia tetap dalam kekeringan dan musim hujan terlambat.
2. IOD (Indian Ocean Dipole)
Kondisi IOD ikut mengganggu dalam variasi iklim di Indonesia. Jika dalam pemantauan hasil IOD menunjukkan positif (+), maka wilayah Indonesia barat akan kering. Sebaliknya jika IOD menunjukkan kondisi negatif (-), maka wilayah Indonesia barat akan basah.
"IOD sekarang kondisinya positif. Ini artinya akan memperparah kering wilayah barat Indonesia. Namun, (IOD) diprediksi menuju netral menjelang akhir tahun 2019" ujar Adi.
Adi juga mengatakan bahwa wilayah Sumatera dan Jawa bagian barat akan terganggu curah hujannya akibat kondisi IOD saat ini.
Baca juga: BMKG: Musim Kemarau Tahun Ini Lebih Lama, Harap Waspada Kekeringan
3. SST (Sea Surface Temperature)
Biasa ditulis dalam bahasa klimatologi sebagai SST, suhu permukaan laut juga menjadi bagian penting dalam pengendali iklim di Indonesia.