KOMPAS.com - Di hari AIDS sedunia ini, mari kita memahami bahwa HIV dan AIDS merupakan dua hal berbeda, tapi saling berhubungan.
Human Imunodeficeiency Virus (HIV) adalah virus yang bisa menyebabkan penyakit Asquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini yang membuat orang dengan HIV rentan terpapar penyakit, bakteri, virus, dan infeksi.
Tanpa pengobatan, orang dengan HIV kemungkinan akan mengembangkan kondisi serius yang disebut AIDS.
Baca juga: Hari AIDS Sedunia, Keberadaan Obat ARV Beri Harapan Hidup ODHA
AIDS biasanya ditandai dengan munculnya penyakit lain seperti kanker dan berbagai infeksi yang muncul seiring dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Seseorang yang mengidap HIV biasanya tak langsung menyadari terpapar virus ini. Pasalnya, virus membutuhkan waktu 2-15 tahun hingga menimbulkan gejala.
Selama waktu tersebut, bisa jadi virus HIV sudah memicu munculnya penyakit AIDS.
Dalam pemberitaan KOMPAS.com (2/12/2013), ada empat tahapan infeksi hingga HIV berkembang menjadi AIDS.
1. Tahap pertama (periode jendela)
Dalam tahap pertama, HIV masuk ke tubuh dan akhirnya membentuk antibodi dalam darah. Ketika hal ini terjadi, penderita HIV masih merasa tubuhnya sehat.
Di tahap awal yang berlangsung selama 2 minggu sampai enam bulan, tes HIV belum dapat mendeteksi keberadaan virus.
2. Tahap kedua
Pada tahap kedua, virus sudah mulai berkembang di dalam tubuh. Pada fase ini tes HIV juga sudah dapat mendeteksi keberadaan virus karena antibodi yang mulai terbentuk.
Penderita tetap terlihat dan merasa sehat selama 2-15 tahun. Hal ini bergantung pada daya tahan tubuh.
Rata-rata, penderita bertahan selama 8 tahun. Namun di negara berkembang, durasi tersebut lebih pendek.