KOMPAS.com - HIV dan AIDS merupakan dua hal berbeda, tapi saling berhubungan.
Human Imunodeficeiency Virus (HIV) adalah virus yang bisa menyebabkan penyakit Asquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini yang membuat orang dengan HIV rentan terpapar penyakit, bakteri, virus, dan infeksi.
Selain menurunkan sistem kekebalan tubuh, HIV menyerang dan menghancurkan sel CD4 yang seharusnya dapat melawan infeksi dari sistem kekebalan tubuh.
Ketika sel CD4 hancur, tubuh sulit melawan infeksi dan kanker.
Dilansir Health LIne, HIV adalah kondisi seumur hidup dan saat ini tidak ada obatnya, walaupun banyak ilmuwan sedang berusaha menemukannya.
Baca juga: Hari AIDS Sedunia, Keberadaan Obat ARV Beri Harapan Hidup ODHA
Namun, dengan perawatan medis, termasuk pengobatan yang disebut terapi antiretroviral (ART) adalah mungkin untuk mengelola HIV dan hidup dengan virus selama bertahun-tahun.
Tanpa pengobatan, orang dengan HIV kemungkinan akan mengembangkan kondisi serius yang disebut AIDS.
Pada saat itu, sistem kekebalan tubuh terlalu lemah untuk melawan penyakit dan infeksi lainnya.
Umumnya, harapan hidup orang dengan AIDS yang tidak melakukan pengobatan hanya sekitar tiga tahun.
AIDS biasanya ditandai dengan munculnya penyakit lain seperti kanker dan berbagai infeksi yang muncul seiring dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Orang yang mengidap HIV umumnya tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, virus ini bisa ditularkan ke orang lain.
Butuh waktu sekitar 2-15 tahun sampai bisa memunculkan gejala.
Kebanyakan orang tidak sadar mengidap HIV sampai melakukan pemeriksaan.
Gejala pertama dari HIV mirip dengan infeksi virus lain, antara lain: