Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2019, 19:07 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Pulau Jawa adalah penyumbang sampah terbanyak di Indonesia. Mayoritas datang dari kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.

Di DKI Jakarta saja, sampah yang dihasilkan per hari mencapai 7.700 ton. Hal itu diungkapkan oleh tutur Ir Suharti M A PhD selaku Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Kepemukiman Pemprov DKI Jakarta.

“Jakarta menghasilkan 7.700 ton sampah setiap hari. Setiap hari juga, ada 250 ton sampah yang diangkut dari badan air,” tutur Suharti dalam acara “Innovation on Waste Management River Plastic Interception” di Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Jumlah tersebut, lanjut Suharti, terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dalam waktu lima tahun terakhir, jumlah sampah di DKI Jakarta bertambah sebanyak 36 persen.

“Bandingkan dengan kenaikan jumlah penduduk dalam periode yang sama, yaitu hanya 4 persen,” tuturnya.

Baca juga: Indonesia Bebas Sampah Plastik, Harus Dimulai dari Produsen

Suharti menekankan, memang jumlah populasi yang menyebabkan bengkaknya sampah di Indonesia termasuk Jakarta. Sebagai perbandingan, orang Malaysia dan Singapura rata-rata menghasilkan 1,5 kg sampah per hari.

“Kalau orang Jakarta rata-rata menghasilkan 0,75 kg sampah per hari, setengahnya,” lanjut ia.

Mengurangi sampah di laut hingga 70 persen

Tahun lalu, Presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Presiden No 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.

“Tujuannya adalah mengurangi sebesar 70 persen sampah di lautan Indonesia pada tahun 2025,” tutur Dr Ir Nani Hendiarti, M.Sc selaku Asisten Deputi IV Pengadaan Iptek Kemenko Kemaritiman dan Investasi dalam acara yang sama.

kambing-kambing makan sampah di lautan sampah Kampung Bengek, Penjaringan, Jakarta UtaraKOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI kambing-kambing makan sampah di lautan sampah Kampung Bengek, Penjaringan, Jakarta Utara

 

Untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat lima strategi yang dilakukan lintas kementerian. Antara lain mendorong perubahan perilaku masyarakat dan pengurangan sampah plastik sekali pakai.

Strategi lainnya adalah mengurangi sampah yang masuk ke lautan.

Untuk itulah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia bekerja sama dengan The Ocean Cleanup, Danone-AQUA, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendatangkan Interceptor 001.

Baca juga: Interceptor 001, Alat Canggih Pembersih Sampah Sungai Beroperasi di Jakarta

Interceptor merupakan alat pengangkut sampah dari sungai yang diciptakan oleh lembaga non-profit The Ocean Cleanup.

“Saya rasa Interceptor adalah solusi jangka panjang yang cocok untuk Indonesia. Dengan menaruh (Interceptor) di sungai, akan mencegah sampah-sampah masuk ke lautan,” tutur Founder dan CEO The Ocean Cleanup, Boyan Slat dalam kesempatan yang sama.

Interceptor pertama yang diciptakan yaitu Interceptor 001 sejak Mei 2019 beroperasi di Cengkareng Drain, Jakarta Utara.

Interceptor 001 yang kini beroperasi di Cengkareng Drain, Jakarta Utara.THE OCEAN CLEANUP Interceptor 001 yang kini beroperasi di Cengkareng Drain, Jakarta Utara.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com