Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Interceptor 001, Alat Canggih Pembersih Sampah Sungai Beroperasi di Jakarta

Kompas.com - 01/11/2019, 12:48 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis


KOMPAS.com – Sungai adalah alah satu sumber utama penghasil sampah di lautan. Founder sekaligus CEO dari The Ocean Cleanup, Boyan Slat, mengatakan bahwa 1.000 sungai di dunia bertanggung jawab atas 80 persen sampah di lautan.

“Solusinya ada dua, yaitu membersihkan yang sudah terlanjur masuk ke lautan, dan menutup keran,” tutur Boyan dalam acara “Innovation on Waste Management River Plastic Interception” di Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Istilah “menutup keran” (closing the tap) versi Boyan Slat adalah mencegah agar sampah-sampah di sungai mengalir ke lautan. Oleh karena itulah, Boyan dan tim The Ocean Cleanup menciptakan alat bernama Interceptor.

Alat pertama yaitu Interceptor 001 diluncurkan di Rotterdam, Belanda, dan telah beroperasi di Jakarta. Tepatnya di Cengkareng Drain sejak Mei 2019.

Baca juga: Indonesia Bebas Sampah Plastik, Harus Dimulai dari Produsen

Hadirnya Interceptor 001 merupakan kerja sama antara The Ocean Cleanup, Danone-AQUA, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.

“Saya rasa Interceptor adalah solusi jangka panjang yang cocok untuk Indonesia. Dengan menaruh (Interceptor) di sungai, akan mencegah sampah-sampah masuk ke lautan,” jelas Boyan.

Apalagi di Indonesia, lanjutnya, dampak ekonomi yang dihasilkan dari sampah lautan cukup besar.

“Dampak terhadap berbagai aspek seperti pariwisata dan perikanan jika kita tidak mencegah sampah masuk ke lautan adalah sebesar 560 juta dollar AS per tahun,” tuturnya.

Pengurangan sampah ke laut sebesar 70 persen

Tahun lalu, Presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Presiden No 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.

“Tujuannya adalah mengurangi sebesar 70 persen sampah di lautan Indonesia pada tahun 2025,” tutur Dr Ir Nani Hendiarti, M.Sc selaku Asisten Deputi IV Pengadaan Iptek Kemenko Kemaritiman dan Investasi, dalam acara yang sama.

Untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat lima strategi yang dilakukan antara lain mendorong perubahan perilaku masyarakat dan pengurangan sampah plastik sekali pakai.

“Salah satu strategi yang cukup sulit adalah mengurangi sampah yang bocor ke lautan. Interceptor 001 menjadi jawaban atas hal ini,” tutur Nani.

Interceptor 001THE OCEAN CLEANUP Interceptor 001

Dalam acara yang sama, Ir Suharti M A PhD selaku Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Kepemukiman Pemprov DKI Jakarta, mengatakan bahwa produksi sampah di Jakarta terus mengalami kenaikan.

“Ada 7.700 ton sampah di Jakarta per hari. Sampah yang sudah mengarah ke laut dan diangkat dari badan air (sungai) jumlahnya mencapai 250 ton,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut Suharti, kolaborasi ini penting karena tidak hanya pemerintah yang bisa melakukan tata kelola sampah.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau