Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2019, 07:06 WIB
Hana Nushratu,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Coba bayangkan jika Anda terjatuh ke dalam lubang hitam antariksa atau yang biasa disebut dengan black hole. Bagaimana cara Anda untuk tetap bertahan hidup? Apakah Anda bisa kembali atau menceritakan kejadian-kejadian jika Anda bisa kembali ke Bumi?

Profesor asal Durham University, Richard Massey, mengatakan jika seseorang atau sebuah benda telah terjatuh ke dalam lubang hitam, maka tidak akan kembali. Orang atau benda tersebut akan hancur berkeping-keping karena tekanan gravitasi yang sangat besar.

Menurut Richard, jika seseorang telah terjatuh ke dalam black hole tidak akan bisa kembali dan menjadi hancur berkeping-keping akibat tekanan gravitasi yang sangat besar.

Jawaban yang cukup menyedihkan itu sebenarnya adalah jawaban yang sudah diduga oleh para ilmuwan. Sejak teori relativitas milik Albert Einstein dianggap telah memprediksi black hole dengan aksi gravitasi, telah diketahui bahwa lubang hitam dihasilkan dari ledakan bintang raksasa.

Baca juga: Tiba-tiba Bersinar, Ada Apa dengan Lubang Hitam di Jantung Galaksi Kita?

Hasil ledakan ini berubah menjadi inti kecil yang memiliki tekanan gravitasi yang akan jatuh menjadi satu titik (singularitas). Dapat dipahami ini adalah inti padat lubang hitam yang tak terhingga.

Lubang hitam yang dihasilkan tidak dapat dihuni karena tarikan gravitasi yang kuat bahkan tidak dapat dilewati oleh cahaya sekalipun. Tetapi, masih banyak teori-teori yang menyatakan arah lubang hitam. Dilansir dari Science Alert, berikut dugaan-dugaan tujuan lubang hitam.

Lubang Cacing atau Wormhole

Bertahun-tahun para ilmuwan melihat kemungkinan bahwa lubang hitam ibarat worm hole alias lubang cacing menuju galaksi lain. Beberapa orang juga akan menduga black hole merupakan jalur menuju alam semesta lain. Dugaan ini dianggap masuk akal.

Gagasan semacam itu beredar ketika pada 1935, Einstein yang bekerjasama dengan Nathan Rosen untuk membuat teori tentang jembatan yang menghubungkan dua titik berbeda dalam ruang-waktu.

Tetapi, pada 1980-an fisikawan Kip Thorne mengembangkan teori baru yakni apakah benda-benda dapat berjalan melewati black hole. Hal ini emotivasi Massey untuk mendalami ilmu fisika.

“Membaca buku populer Kip Thorne membuat saya bersemangat (mempelajari) tentang fisika sejak kecil,” ujar Massey.

Baca juga: Peneliti Harvard: Kehidupan Bisa Tercipta karena Ada Lubang Hitam

Namun, gagasan ini tidak sepenuhnya benar. Berdasarkan buku Thorne yang berjudul The Science of Interstellar yang teorinya diangkat ke dalam layar lebar dengan judul Interstellar, dikatakan bahwa perjalanan melewati “lubang” ini merupakan fiksi ilmiah dan tidak ada bukti konkrit mengenai worm hole. Hal ini juga diperkuat bahwa kita tidak dapat memotret apa yang ada di dalam black hole.

Black hole adalah tembusan ke white hole

Jika black hole memang mengarah ke alam semesta lain, seharusnya ada sesuatu yang mengarah berlawanan dengan black hole tersebut. Mungkinkah ini white hole atau lubang putih, sebuah teori yang diajukan oleh kosmolog Rusia Igor Novikov pada 1964?

Novikov mengklaim bahwa black hole tersambung dengan white hole yang sudah ada sebelumnya.

Kebalikan dari black hole, white hole akan memungkinkan keluarnya cahaya dan benda. Tetapi cahaya dan benda (dari luar) tidak dapat masuk. Para ilmuwan terus meneliti tentang adanya hubungan antara black hole dan white hole.

Baca juga: Peneliti Harvard: Radiasi Lubang Hitam Bisa Ciptakan Kehidupan

 

Dalam studi yang ditemukan pada 2014, tertulis dalam jurnal Physical Review D, fisikawan Carlo Rovelli dan Hal M. Haggard mengklaim bahwa “ada metrik klasik yang memperkuat persamaan Einstein di luar wilayah ruang-waktu yang terbatas di mana benda akan hancur ke dalam black hole dan kemudian muncul dari lubang lainnya.”

Fisikawan Stephen Hawking juga turut memperhatikan teori ini. Ia mengembangkan teori kuantum, teori yang menyatakan bahwa black hole memancarkan partikel dan radiasi. Namun, Hawking sendiri mengakui bahwa ada kesalahan saat meneliti teori ini pada Konferensi Ilmiah di Dublin pada 2004.

Ilustrasi piringan gas di sekitar lubang hitam galaksi NGC 3147 Hubble Image: NASA, ESA, S. Bianchi (Università degli Studi Roma Tre University), A. Laor (Technion-Israel Institute of Technology), and M. Chiaberge (ESA, STScI, and JHU); Illustration: NASA, ESA, and A. Feild and L. Hustak (STScI) Ilustrasi piringan gas di sekitar lubang hitam galaksi NGC 3147

Teori ini kemungkinan dapat dibuktikan secara ilmiah. Namun, teori ini berlawanan dengan yang dikemukakan oleh Einstein. Pada 2013 terdapat studi di Physical Review Letters yang menyatakan bahwa teori singularitas tidak ada sehingga dapat menghancurkan apapun yang ada di dalamnya.

Mungkin Lubang Hitam tidak Mengarah Ke Manapun

Fisikawan Ahmed Almheiri, Donald Marolf, Joseph Polchinski, dan James Sully meyakini bahwa Hawking masih bisa melakukan sesuatu untuk mendalami teori black hole ini. Mereka mengutak-atik teori yang dikenal dengan teori AMPS, yaitu hipotesis firewall pada lubang hitam.

Dengan perhitungan mereka, para mekanika kuantum dapat dengan mudah mengubah horizon peristiwa menjadi dinding api raksasa dan segala sesuatu yang bersentuhan akan terbakar dalam sekejap.

Baca juga: Lubang Hitam dan 5 Foto Paling Fenomenal Lainnya di Dunia Astronomi

Teori ini menjelaskan bahwa black hole tidak mengarah ke manapun karena tidak ada yang bisa masuk ke dalam. Bagaimanapun, teori ini melanggar relativitas umum Einstein.

Seseorang yang melewati horizon peristiwa seharusnya tidak merasakan kesulitan besar karena suatu benda akan terjatuh bebas. Berdasarkan prinsip kesetaraan, benda atau orang tersebut tidak akan merasakan efek ekstrem dari gravitasi.

Konsep tentang peristiwa gangguan pasang surut (TDE) yang terjadi ketika sebuah bintang melewati fatal mendekati lubang hitam supermasif, yang bereaksi dengan meluncurkan semburan relativistik. Konsep tentang peristiwa gangguan pasang surut (TDE) yang terjadi ketika sebuah bintang melewati fatal mendekati lubang hitam supermasif, yang bereaksi dengan meluncurkan semburan relativistik.

Ketidakpastian Lubang Hitam

Pada hipotesis ini, Hawking sekali lagi memiliki kontribusi. Pada 2014, ia menerbitkan sebuah studi di mana ia membantah adanya horizon peristiwa yang berarti tidak akan ada yang bisa terbakar, dan horizon nyata sebagai gantinya.

Horizon ini akan menghentikan cahaya yang mencoba bergerak menjauh dari black hole, dan akan bertahan selama periode yang ditentukan.

Menurut Hawking, horizon yang terlihat untuk sementara mempertahankan unsur dan energi sebelum melarutkan dan melepaskannya di kemudian hari. Penjelasan ini paling cocok dengan teori kuantum, yang menjelaskan bahwa apa pun dapat melarikan diri dari black hole. Hawking bahkan berpikir bahwa black hole mungkin tidak ada.

Baca juga: Lubang Hitam Supermasif Berukuran 40 Miliar Kali Matahari Ditemukan

Teori ini membuat para ilmuwan terus meneliti ke mana arah black hole. Pada 2018, Rovelli dan Francesca Vidotto menjelaskan bagaimana partikel energi nol ditinggalkan di sekitar titik tidak bisa kembali, yaitu horizon peristiwa. Ide ini menunjukkan informasi tidak hilang tetapi ditangkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com