Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Gambar Peta Indonesia di Twitter, Ini Kata BMKG Soal Karhutla

Kompas.com - 17/09/2019, 13:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Titik panas di Indonesia

Dalam percakapan dengan Kompas.com, Ana memaparkan kondisi titik panas di Indonesia saat ini.

Dia menyebutkan, sebaran titik panas masih sama dengan sebelumnya, yakni ada di Riau, Jambi, Palembang, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, sampai ke Kalimantan Utara."

"Kalau dilihat provinsi (yang mengalami karhutla) sama seperti sebelumnya, tapi titik-titik panasnya tidak selalu sama di posisi itu," jelas Ana.

Perbedaan titik panas yang berubah disebut Ana dipengaruhi oleh luas lahan dan hutan yang begitu luas. Ketika titik satu dipadamkan, sangat mungkin terjadi titik panas yang lain tumbuh.

"Apalagi lahan gambut sangat sulit dipadamkan. Di sini sudah padam, di tempat lain ada lagi," ujar dia.

Dia menambahkan, kondisi karhutla di Indonesia ini sangat dipicu oleh musim kemarau.

"Tetapi perlu diingat, pemerintah baik pemerintah pusat dan daerah, terus menangani untuk menanggulangi kebakaran hutan. Sekarang sedang menggalakkan kegiatan hujan buatan," kata Ana.

Hujan buatan sebagai solusi

Upaya mengurangi titik panas dengan hujan buatan ini dilakukan BMKG bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan TNI.

"Kami selalu memantau pertumbuhan awan yang ada di lokasi-lokasi kebakaran hutan," kata dia.

"Sehingga begitu (menemukan) ada potensi (awan) untuk disemai, maka TNI akan langsung menyebarkan garam dengan rekomendasi dari BMKG," jelas dia.

Berbicara tentang hujan buatan, Indra Gustari Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG pernah mengatakan kepada Kompas.com bahwa secara umum Indonesia masih mengalami musim kemarau.

"Hanya sebagian wilayah Riau yang mulai hujan, tetapi intensitasnya masih kecil atau rendah," ungkap Indra kepada Kompas.com.

Dia pun menjelaskan, solusi hujan buatan akan efektif jika kelembapan udaranya di level 700 hPa atau lebih dari 75 persen.

Berkaca dari hal tersebut, Ana menerangkan bahwa memang kondisi secara umum Indonesia memasuki musim kemarau sehingga kecil sekali kemungkinan untuk terjadi hujan.

Namun secara lokal, dikatakan Ana, ada awan-awan yang bisa disemai untuk kemudian dijadikan hujan buatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com