"Tidak hanya polutan membahayakan paru-paru bayi yang sedang berkembang, mereka dapat secara permanen merusak otak mereka yang sedang berkembang - dan, dengan demikian, masa depan mereka," tutur Lake.
3. Peningkatan risiko preeklamsia
Januari 2017, ilmuwan Denmark menemukan peningkatan risiko preeklamsia pada ibu hamil yang selalu terpapar polusi udara.
Menurut peneliti, polusi udara dan kabut asap sangat mungkin membuat ibu hamil stres sehingga memicu tekanan darah tinggi atau terjadi preeklamsia.
Preeklamsian merupakan komplikasi yang rentan terjadi pada ibu hamil dan ditandai dengan tekanan darah tinggi, pembengkakan wajah, dan tanda kerusakan organ lain.
Kerusakan organ yang bisa dijadikan tanda preeklamsia adalah kerusakan ginjal. Ini ditandai dengan adanya protein dalam urin.
Selain itu, hipertensi juga dapat memengaruhi otak, hati, dan paru-paru.
Jika preeklamsia tidak ditangani dengan baik, maka dapat mengakibatkan bayi lahir cacat atau bahkan meninggal. Sementara ibu penderita preeklamsia bisa meninggal dunia seperti dialami RA Kartini.
3. Asap kebakaran hutan bisa membuat janin lahir cacat
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. H. Bambang Hero Saharjo, M.Agr berkata bahwa gas kebakaran hutan bisa membuat janin yang masih dalam kandungan terlahir cacat.
"Bisa anaknya terlahir cacat, tidak ada tangan dan tidak ada kaki. Ini terjadi di Jepang," kata Bambang dalam jumpa pers di Jakarta Selatan, Selasa (2/7/2019).
Bambang mengutip penelitian Chelsea E Stockwell soal gas dan aerosol yang timbul akibat kebakaran hutan di Kalimantan Tengah pada 2015.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.