KOMPAS.com - Gumpalan asap muncul ketika mesin kapsul Crew Dragon milik SpaceX diuji coba di Cape Canaveral, Florida pada Sabtu (20/4/2019).
Hingga saat ini belum jelas diketahui penyebabnya, spekulasi yang beredar itu adalah ledakan.
Namun, baik NASA maupun SpaceX tidak mau terburu-buru mengambil kesimpulan, mereka akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Tes awal selesai dengan sukses namun pada tes akhir kemarin terdapat masalah. Kami akan memastikan bahwa sistem kami memenuhi standar keselamatan. Untuk itu kami menguji Crew Dragon supaya masalah dapat terdeteksi dan segera ditangani," kata juru bicara SpaceX dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP, Minggu (21/4/2019).
Untuk diketahui, kapsul Crew Dragon rencananya akan dipakai untuk membawa astronot NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) tahun ini.
Baca juga: Ukir Sejarah, Crew Dragon Jadi Taksi Astronot Pertama ke ISS
Berkaitan dengan hal ini, administrator NASA Jim Bridenstine sudah mengkonfirmasi insiden tersebut melalui cuitan di Twitter.
Bridenstine mengatakan pihaknya telah mengetahui bahwa terjadi masalah dalam uji coba Crew Dragon. Meski begitu, hal ini tidak akan berpengaruh pada misi komersial yang sudah direncanakan NASA dengan SpaceX.
"Ini sebabnya kami melakukan uji coba. Kami akan mempelajari masalah ini supaya perjalanan nanti berjalan aman," twitnya.
NASA has been notified about the results of the @SpaceX Static Fire Test and the anomaly that occurred during the final test. We will work closely to ensure we safely move forward with our Commercial Crew Program. pic.twitter.com/yE2J5yGzA7
— Jim Bridenstine (@JimBridenstine) April 21, 2019
Pada Maret lalu Crew Dragon telah melakukan uji terbang tanpa awak dan sukses menuju ISS kemudian kembali ke Bumi.
Bagi NASA, keberhasilan itu menjadi awal bersejarah karena meningkatkan harapan bahwa penerbangan berawak pertama Crew Dragon sangat mungkin dilakukan pada Juli 2019, menurut Space.com. Namun setelah terjadi insiden Sabtu lalu, ada kemungkinan peluncuran diundur.
Kapsul Crew Dragon dilengkapi dengan delapan mesin roket bernama SuperDraco yang dapat menyediakan sistem cadangan darurat, misalnya jika kendaraan peluncuran mengalami masalah SuperDraco dapat melepaskan dan mengembalikan kapsul astronot kembali ke Bumi dengan aman.
Baca juga: SpaceX Ungkap Penumpang Pertama Kapsul Crew Dragon Ke ISS
NASA mengandalkan kapsul SpaceX, serta Boeing Starliner, untuk mengangkut para astronot ke dan dari ISS, sebuah tugas yang ditangani sejak 2011 oleh Rusia.
SpaceX didirikan pada 2002 oleh Elon Musk untuk membantu mengurangi biaya transportasi ruang angkasa — dan dengan tujuan akhir membantu menjajah Mars.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.