KOMPAS.com - Kabut asap kembali melanda beberapa wilayah Indonesia. Meski tak separah tragedi kabut asap pada tahun 2015 lalu, namun efek samping gangguan pernafasan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) mungkin mulai mengintai.
Oleh karena itu, baiknya Anda mengetahui apa dan bagaimana gejala ISPA terjadi.
Dilansir dari Hellosehat.com, ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang satu komponen saluran pernapasan bagian atas. Bagian tubuh yang terkena bisa meliputi hidung, sinus, faring, dan laring.
Bagian sistem pernapasan tersebut akan mengarahkan udara yang kita hirup dari luar ke trakea dan akhirnya ke paru-paru di mana respirasi berlangsung.
Baca juga: Waspadai Penyakit ISPA Saat Mudik
Meskipun ISPA dapat terjadi kapan saja, tapi penyakit ini paling sering terjadi pada musim hujan tepatnya bulan September sampai Maret. Selain itu, juga pada musim kemarau dengan banyaknya kasus karhutla.
Ada beberapa gejala yang kebanyakan tidak Anda sadari. Salah satunya adalah hidung tersumbat dan pilek. Bila Anda mulai merasakan gejala tersebut, segera minum obat dan istirahat di rumah. Bila semakin parah, silakan cek dan periksa ke dokter.
Kedua, batuk kering tanpa dahak yang dihasilkan dari paru-paru. Demam ringan merupakan salah satu ciri-ciri tubuh yang sedang melawan virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
Ketiga, sakit tenggorokan, dan sakit kepala ringan, serta bernapas cepat atau kesulitan bernapas. Keempat, warna kebiruan pada kulit akibat kurangnya oksigen.
Kemudian, gejala sinusitis seperti wajah terasa nyeri, hidung beringus, dan kadang-kadang rasa sakit dan demam. Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas.
Baca juga: BMKG: Kabut Asap di Sumatera dan Kalimantan Berpotensi Meningkat
Anda harus menghubungi dokter Anda jika memiliki gejala yang Anda alami sudah semakin parah seperti berikut:
1. Menggigil, demam, dan sesak napas yang tidak biasa. Bisa menjadi tanda bahwa ada masalah pada saluran pernapasan atas. Sebab, mungkin terdapat adanya infeksi yang berpotensi lebih serius seperti influenza, pneumonia, atau bronkitis akut.
Mereka yang berusia di bawah 2 tahun, hamil, atau penderita asma harus berkonsultasi dengan dokter jika mengalami sesak napas.
2. Mual, muntah, dan diare terjadi pada waktu yang bersamaan dengan infeksi saluran pernapasan atas yang tidak kunjung sembuh.
3. Bayi yang berusia kurang dari tiga bulan yang mengalami demam harus diperiksa langsung oleh dokter karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang dan bisa terjadi infeksi lainnya.
4. Pasien yang kekebalan tubuhnya berkurang karena obat atau penyakit harus menghubungi dokter jika mereka mengalami demam, meskipun hal itu nampaknya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas.
5. Karena pilek pada umumnya sembuh dalam waktu seminggu, jika tidak sembuh dalam jangka waktu tersebut, mungkin menjadi indikasi agar Anda berkonsultasi dengan dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.