Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an.
Namun ada juga yang mengatakan, permainan bulu tangkis mulai dikenal dunia pada abad ke-17 berkat Badminton House.
Disebutkan, keluarga Duke of Beaufort, pemilik Badminton House, mengadakan perlombaan bulu tangkis di Istana.
Lewat permainan Battledore and Shuttlecocks, panitia penyelenggara memodifikasi permainan dengan menggunakan tali di tengah area permainan. Pembatas tali inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya bulu tangkis modern.
Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang (badminton) pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new game".
Di dalam pamflet itu tertulis, permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.
Rancangan peraturan pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.
Bulu tangkis menjadi olahraga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olahraga ini, dan di negara-negara Skandinavia.
Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Sandi Morse, Telegraf hingga Pramuka
Bulu tangkis di Indonesia mulai berkembang setelah Indonesia merdeka.
Pada 1947 berdiri persatuan bulu tangkis bernama Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI). Kemudian tanggal 5 Mei 1951 dibentuklah Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Kala itu, Bung Karno menginginkan agar olahraga menjadi alat untuk memperkenalkan Indonesia di dunia.
Pada 1958, Indonesia berpartisipasi dalam Piala Thomas di Singapura. Indonesia belum diperhitungkan kemampuannya di mata negara lain.
Namun dua bintang Indonesia Tan Joe Hok dan Ferry Sonnevile berhasil berlaha di All Indonesian Final.
Sejak saat itulah, tim bulu tangkis Indonesia mulai meraih banyak piala di ajang perlombaan dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.