KOMPAS.com - Keberlangsungan hidup manusia saat ini tidak lepas dari penemuan-penemuan penting di masa lalu.
Penemuan-penemuan itu kemudian diakumulasikan menjadi sebuah terobosan besar yang dapat dimanfaatkan oleh manusia saat ini.
Jauh sebelum ada internet, manusia membutuhkan waktu lama untuk mengirimkan pesan melalui surat. Hal itu tidak mungkin digunakan ketika dalam kondisi darurat.
Untuk mengatasinya, orang-orang jaman dulu seringkali menggunakan drum, sinyal asap, atau bendera untuk bertukar informasi ketika berada di dua lokasi yang saling berjauhan.
Baca juga: Hari Pramuka, Ini 3 Fakta di Balik Terbentuknya Praja Muda Karana
Akan tetapi, metode tersebut membutuhkan kondisi cuaca yang terang agar pesan tidak terhalang oleh kabut atau mendung.
Selain itu, cara itu tidak bisa dilakukan di malam hari.
Di tahun 1830-an, Samuel Finley Breese Morse dan Alfred Vail berhasil mengembangkangkan telegraf yang ada saat itu menjadi telegraf elektrik dan menggunakan kode-kode khusus.
Penemuan besar ini kemudian disusul dengan penemuan lain berupa Sandi Morse.
Pada dasarnya, kode Morse adalah alat komunikasi awal yang menggunakan titik dan garis atau suara panjang dan pendek yang berkorelasi dengan setiap huruf alfabet latin.
Kode morse bekerja dengan mengirimkan sinyal listrik melalui kabel yang diletakkan di antara stasiun.
Pesan telegraf pertama dilakukan oleh Morse pada 1844 dari washington, D. C. ke Baltimore, Maryland.
Pada 1866, garis telegraf telah terpasang melintasi samudra atlantik dari asia ke eropa.
Cara kerja telegraf adalah dengan menekan kode untuk setiap huruf dalam bentuk sinyal panjang dan pendek. Sinyal pendek disebut sebagai dits (direpresentasikan sebagai titik).
Sinyal panjang disebut sebagai dahs (diwakili sebagai tanda hubung). Kode tersebut diubah menjadi impuls listrik dan dikirim melalui kabel telegraf.
Sinyal panjang dan pendek inilah yang disebut dengan sandi atau kode Morse.