"Karena terbatas, variasi genetik yang dihasilkan di anakan itu rendah. Karena variasi genetik rendah, biasanya kalau kawin terus akan menghasilkan kecacatan seperti itu. Sama dengan manusia kalau kawin incest secara genetik kan tidak baik, ada penyakit muncul, kelainan-kelaian, dan kecacatan," jelas Amir.
Amir juga menambahkan, makhluk hidup dengan kelainan seperti ular berkepala dua sulit untuk bertahan hidup di alam liar.
Baca juga: Serba Serbi Hewan: Meski Mata Buruk, Ular Bisa Mencium Segala Bau
"Inilah kenapa individu (berkepala dua) yang di alam liar lebih sedikit teramati karena sulit untuk survive," jelas Amir.
Amir berkata, makhluk hidup apapun yang memiliki kelainan akan sulit bertahan hidup tanpa intervensi manusia.
"Jadi wajar kalau disebut lebih banyak ular berkepala dua di kandang, karena yang teramati di kandang. Kalau di alam, belum teramati biasanya sudah mati," tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.