Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKN di Desa Penari, Mengapa Ular Kerap Jadi Hewan Siluman?

Kompas.com - 03/09/2019, 19:37 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Baru-baru ini kisah KKN di Desa Penari viral di kalangan warganet. Kisah horor ini menceritakan kisah perjalanan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Ayu, Nur, Widya, Wahyu, Bima, dan Anton.

Dalam kisah tersebut, dikisahkan jin yang dilihat Widya berbentuk ular. Ini bukanlah kali pertama ular ditempatkan sebagai hewan siluman dalam kisah folklor Nusantara. Hal itu dibenarkan oleh peneliti folklor dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Dr Sunu Wasono.

“Dalam legenda dan cerita-cerita lelembut, memang banyak sekali kisah yang tokoh gaibnya itu siluman ular. Ini membuktikan bahwa cerita tentang siluman ular itu udah ada sejak lama,” tutur Sunu kepada Kompas.com, Selasa (3/9/2019).

Bahkan eksistensi ular dalam kisah word of mouth, lanjut Sunu, bermula dari Adam dan Hawa.

“Ada tokoh ular yang membuat Adam dan Hawa harus berpisah, terlempar ke dunia. Pada sajak ‘Di Kebon Binatang’ karya Sapardi Djoko Damono juga muncul tokoh ular,” tambahnya.

Baca juga: Belum Baca KKN di Desa Penari? Mungkin Anda Punya IQ Tinggi

Ular sebagai hewan siluman juga muncul pada kisa perwayangan, khususnya tentang Parikesit. Sunu menjelaskan, muncul tokoh ulat yang berubah menjadi ular naga bernama Taksaka yang membunuh Parikesit.

“Kisah ini juga dituliskan Goenawan Mohamad dalam sajaknya yang berjudul ‘Pariksit’. Pada sajak karya Subagio Sastrowardoyo juga ditampilkan simile atau perbandingan yang menggunakan tokoh ular,” terang Sunu.

Siluman Ular dan Perempuan

Dalam sajak Subagio Sastrowardoyo, sebut Sunu, perempuan dibandingkan dengan ular. Banyak mitos Nusantara menyandingkan ular dengan sosok perempuan. Dalam kisah pewayangan, tokoh ular salah satunya muncul lewat sosok salah satu istri dari Bima.

“Salah satu istri dari Bima dikisahkan seorang dewi cantik yang merupakan siluman ular. Kalau menjilat telapak kaki orang, orang tersebut bisa mati,” terang Sunu.

Artinya, kisah seperti itu sudah beredar di masyarakat Indonesia. Sunu menyebutkan, hal itulah yang mengilhami dan menginspirasi penulis cerita seputar keberadaan mahluk halus.

“Siluman ular memang terkadang disandingkan dengan sosok wanita, dan kebanyakan pencitraannya negatif. Misal ada cerita tentang seseorang yang mencari pesugihan dan jenis pesugihannya adalah siluman ular. Syaratnya, mereka bercinta di satu kamar. Pada suatu waktu dia (si lelaki) lupa, menikah atau bercinta dengan wanita lain. Siluman ular akan marah,” kisahnya.

Baca juga: Indonesia Sungguh Negeri Ular, Bagaimana Cara Hidup Damai di Sini?

Beberapa daerah di Indonesia memiliki legenda siluman ular. Dayak, beberapa daerah di Jawa, dan Sunda adalah beberapa di antaranya.

“Di Jawa, kayu untuk menggantungkan gong biasanya ada ornamen ular. Gunungan dalam kisah pewayangan juga ada unsur ular,” tutup Sunu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau