Orang tua harus memiliki inisiatif untuk mencari tahu dan mengaplikasikan berbagai hal agar bisa memulihkan gangguan perkembangan yang terjadi.
Gayatri berkata, masih banyak orang-orang menganggap autisme sebagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
Padahal banyak cara yang bisa di aplikasikan untuk mengembalikan kemampuan sistem saraf anak dengan autisme, misal dengan terapi bicara, terapi pijat dan terapi okupasi.
"Kalau punya uang, banyak ahli terapi yang bisa dihubungi untuk membantu, namun paling tidak harus 30-40 jam per minggu. Tapi, kalau tidak ada uang, sekarang sudah banyak metode di youtube atau berbagai komunitas yang menyediakan pembelajaran gratis untuk dilakukan orangtua terhadap anak dengan autisme," ujar Gayatri.
Dalam sebuah riset, dikatakan Gayatri 80 persen anak-anak berkebutuhan khusus bisa menjadi orang hebat karena peran orangtua yang memahami secara menyeluruh bagaimana cara mengembangkan potensi anak mereka.
Bahkan, banyak komunitas peduli autisme yang akan membantu memberikan pelatihan dan informasi terkait hal-hal yang perlu dilakukan orangtua, beserta informasi sekolah yang sesuai dengan anak autisme, seperti MPATI dan ZZLC.
3. Dukungan
Jika orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitar belum memahami autisme, Gayatri mengingatkan untuk tidak menghakimi dan menghindari anak dengan autisme.
Di Australia, dari 100 persen orangtua yang memiliki anak autis, hanya 20 persen yang mampu bertahan.
"Anak autis itu ada, tapi tolong jangan dihindari. Mereka itu sama seperti yang lainnya, bahkan bisa jadi lebih jenius daripada kita," tukas Gayatri.
"Anak dengan autisme perlu tiga kali lipat perhatian dan kasih sayang di rumah. Meski memang tidak mudah jadi orang tua autis ini." imbuh Gayatri.
Baca juga: Anak Dian Sastro Autis, Ini 5 Fakta tentang Autisme
Imbaun kepada lingkungan, dukungan yang dilakukan orangtua dan keluarga juga harus diikuti dengan dukungan dari lingkungan sekitar.
Jika melihat ada anak dengan autisme di sekitar Anda, jangan melihat mereka lebih dari 5 menit. Selanjutnya tidak usah bercanda dengan kata autisme.
Karena, anak dengan autisme masih memiliki perasaan, ketika mereka ditatap begitu lama dan dikata dengan umpatan kasar, pada dasarnya mereka juga merasakan sakit hati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.