Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2019, 17:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Untuk kali pertamanya, artis peran Dian Sastrowardoyo atau biasa disebut Dian Sastro mengungkapkan bahwa anaknya, Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo, pernah mengalami autisme.

Dian muncul dalam acara Special Kids Expo (Spekix) yang digelar di JCC Senayan (24-25 Agustus 2019) untuk ikut memberikan dukungannya pada kampanye kepedulian seluruh lini masyarakat terhadap segala sesuatu informasi mengenai autisme.

Acara tersebut merupakan bagian dari program Jakarta Ramah Autis yang digelar oleh Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI) dan Zally Zarras Learning Center (ZZLC).

Ketua MPATI, Dr Gayatri Pamoedji menjelaskan bahwa penderita autis seringkali dijauhi bahkan dikucilkan karena dianggap memiliki kelainan mental. Padahal, autism spectrum disorder (ASD) hanyalah gangguan perkembangan saraf yang sebagian besar ditandai dengan gangguan sosial dan gangguan komunikasi.

Gayatri juga menegaskan bahwa autisme tidak menular dan bukan sebuah penyakit gangguan mental. Untuk meluruskan berbagai kesalahpahaman mengenai autisme, dia pun membagikan lima fakta mengenainya:

Baca juga: Cerita Anfield Wibowo Taklukkan Autisme dengan Melukis

1. Gangguan perkembangan

Autisme merupakan gangguan perkembangan sangat kompleks yang sering terjadi sejak dan pada masa anak-anak. Autisme bukanlah penyakit mental.

Gejala biasanya muncul saat anak berusia sebelum tiga tahun. Gangguan perkembangan ini biasanya memengaruhi kemampuan anak untuk berkomunikasi, berinteraksi sosial dan seringkali muncul perilaku yang kurang lazim.

2. Tidak menular

Autisme tidak menular, gangguan ini dapat terjadi pada setiap lapisan masyarakat, dari strata terendah hingga strata tinggi. Selain itu, faktor wilayah baik di perkotaan maupun di pedesaan juga tidak ada pengaruhnya terhadap autisme. Gayatri juga menegaskan bahwa munculnya gangguan bukan karena kurang disiplinnya orangtua.

"Semua golongan dan lapisan masyarakat bisa saja anaknya atau keluarga dan saudaranya terkena gangguan autisme ini. Tidak benar-benar ada jaminan yang pasti terhindar dari gangguan ini, selain mengatasinya," ujar Gayatri.

Baca juga: Meski Terbukti Salah, Mengapa Banyak Orang Percaya Imunisasi Sebabkan Autisme?

3. Penyebabnya belum pasti

Penyebab autisme hingga saat ini masih terus diselidiki, tetapi faktor genetik dan lingkungan (polusi, bahan pengawet dan lain sebagainya) dianggap bisa memicu munculnya autisme ini.

4. Tidak ada terapi instan

Untuk meanggulangi autisme, tidak ada satupun terapi instan yang bisa digunakan. Namun, ada beberapa terapi berjangka atau bahkan panjang yang akan bisa mengatasi atau mengontrol dengan baik keunikan pengidap gangguan perkembangan autisme tersebut.

5. Butuh penanganan terpadu

Untuk menangani autisme, diperlukan diagnosis yang akurat dengan bantuan ahli. Anak-anak autis juga perlu diberi pendidikan yang tepat dengan pola khusus autisme, serta dukungan yang akurat, baik dari keluarga maupun lingkungannya.

"Kita tidak bisa memaksa anak harus bisa ini-itu dan harus sama dengan teman sebayanya. Mereka butuh penanganan khusus dan komplit," tutur Gayatri yang juga memiliki anak yang dinyatakan autisme pada usia 9 tahun.

Baca juga: Ilmuwan China Ungkap Kemungkinan Baru dalam Pengobatan Autisme

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau