Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Dermatitis Atopik pada Manula Lebih Sulit Disembuhkan

Kompas.com - 19/08/2019, 17:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Gejala utamanya berupa gatal kronis dengan variasi ringan sampai berat yang menimbulkan ruam dan dapat ditemukan di muka, leher, punggung, tungkai, dan lipatan lengan.

Baca juga: Awas, Dermatitis Atopik pada Anak Efeknya Bisa Seumur Hidup

Risiko DA

Mengidap DA dapat memicu risiko masalah lain. Hal ini tergantung pada faktor risiko DA yang berpotensi.

1. Risiko terhadap penderita penyakit DA itu sendiri

Pada risiko ini dapat mengganggu kualitas hidup penderita DA, karena rasa gatal yang menyebabkan sulit tidur, dan juga terganggu saat melakukan aktivitas yang lainnya.

"Kalau gatal berlebihan karena DA, orang bisa dan harus milih tuh tempat kerjanya berdebu apa enggak, panas apa enggak. Itu kan mengganggu sekali," tutur Ronny.

Kondisi kulit penderita DA lebih rentan, oleh karena itu mudah terjangkit penyakit kulit lain dari infeksi virus, bakteri dan jamur.

"Hal yang begitu pasti sangat mengganggu kalau mau berinteraksi dengan orang lain di kehidupan sosialnya, karena selain rasa gatal dan tidak nyaman, bisa jadi bahkan ada yang merasa minder karena bekas luka kulit yang ditimbulkan DA".

2. Risiko pengobatan DA yang lama dan berulang

Karena penyakit DA bersifat kronis, maka pengobatan DA biasanya lama dan berulang, baik pada terapi Topikal maupun Oral.

Efek samping yang sering terjadi seperti penipisan kulit (atrofi kulit) akibat pemberian terapi kortikosteroid oral yang tidak dibawah pengawasan dokter spesialis kulit.

Selain itu, ada efek samping sistemik berupa timbulnya katarak prematur, diabetes mellitus, osteoporosis, hipertensi, glaukoma dan gangguan ginjal.

"Banyak efek yang bisa terjadi karena DA dan pakai obat tanpa pengawasan dokter atau beli sembarangan asal gatal dan kulit kering di kulitnya hilang. Padahal itu hilangnya sesaat tapi efek sampingnya jangka panjang," tegas Ronny.

3. Risiko penyakit penyerta pada DA

Bila pada penderita DA secara bersamaan memiliki penyakit penyerta (Co-morbilitas) baik berupa penyakit kulit seperti vitiligo, psosiaris atau penyakit autoimun lain, maka dalam hal ini dapat memperberat kondisi penyakit DA pasien atau penyerta yang ada.

Faktor pencetus DA

Selain faktor keturunan, banyak hal lain yang bisa memicu timbulnya DA pada tubuh, seperti udara atau cuaca panas, debu, keringat, bulu atau serbuk, terkena deterjen, memakai pakaian dari bahan polyester dan wool, makan makanan tertentu juga bisa.

Baca juga: Dermatitis Atopik Memang Tidak Bisa Disembuhkan, tetapi Masih Bisa Dikontrol

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau