KOMPAS.com - Pernahkah anda mendengar jika Anda atau anak terkena Dermatitis Atopik (DA), maka harus mandi air panas, minum darah ular, memakai pakaian tebal dan pantang terhadap makanan tertentu?
Ternyata semua hal di atas hanyalah mitos. Lantas, beginilah gejala DA dan cara mengontrolnya, menurut dokter spesialis kulit, CEO Klinik Pramudia, dr Anthony Handoko SpKK FINDV.
DA merupakan kelainan kulit atau eksim yang sering terjadi pada bayi, anak dan orang dewasa bahkan manula (geriatri). Gejala yang terjadi juga beragam, mulai dari keluhan gatal yang luar biasa, bersifat kronik atau berlangsung lama dan berulang, serta kelainan kulit atau eksim pada area tertentu.
Berikut tiga fase klinis DA:
Baca juga: Awas, Dermatitis Atopik pada Anak Efeknya Bisa Seumur Hidup
Fase infantil (bayi)
Biasanya, pada fase ini bayi akan mengalami bruntus kemerahan di pipi dan kulit kepala. Setelahnya bisa mengalami bercak yang (mungkin) juga basah, karena ada pengeluaran cairan kulit.
Lokasi yang seringkali menandakan DA dan harus segera diwaspai pada bayi adalah jika gejala tersebut muncul pada bagian wajah, siku, lutut dan kulit kepala.
Fase anak
Pada fase ini yang terjadi pada anak ialah bruntus kemerahan disertai sisik halus, yang bisa berlangsung lama atau menahun.
Nah, lokasi yang rentan mengalami gejala DA pada anak ini adalah di sekitar, lipat siku, lipat lutut, leher, seputar mata dan bibir.
Fase dewasa
Tubuh sering mengalami penebalan kulit dan bercak kehitaman. Hal ini karena kebiasaan menggaruk bagian kulit yang gatal, sehingga terjadi penebalan dan perubahan warna menjadi gelap pada bagian tersebut.
Biasanya, pengindap DA juga akan mengalami gejala di atas pada beberapa bagian tubuh, seperti sekitar puting susu, tangan, kaki, punggung, dada, dahi, sekitar mata dan bibir, leher, lutut dan siku.
Baca juga: Gatal dan Kulit Kering? Bisa Jadi Pertanda Dermatitis Atopik
Cara merawat kulit DA
Meski penyakit DA bukanlah penyakit menular; namun karena ini penyakit genetika keturunan, maka penyakit ini tidak bisa disembuhkan, melainkan dikontrol supaya tidak kambuh gejala-gejalanya.
Untuk itu, ada beberapa saran dari dr Anthony yang harus Anda ikuti.
Pertama, mandilah dengan suhu air suam-suam kuku sebanyak 1-2 kali sehari. Paling tidak mandilah sekitar 10-15 menit setiap sesinya. Tidak diperbolehkan mandi air panas karena hanya akan menimbulkan hilang gatal sesaat atau bahkan membuat kulit melepuh.
Hindari juga scrubbing dan biasakan mengoles pelembap tiga menit setelah mandi. Sebab, biasanya orang yang menderita penyakit DA mengalami kering pada kulit pasca mandi.
Baca juga: Gatal dan Kulit Kering? Bisa Jadi Pertanda Dermatitis Atopik
Selanjutnya, sebelum keluar rumah, biasakan memakai tabir surya dengan SPF 30. Lalu, gunakanlah baju yang dapat menyerap keringat, bukan pakaian tebal karena keringat yang banyak dan tidak terserap oleh pakaian juga bisa menjadi pemicu kambuhnya gatal DA.
Tidak hanya itu, usahakanlah pakai sabun yang lembut dan memiliki PH 4-6, serta tidak mengandung pewangi. Lalu, jangan gunakan parfum karena alkohol pada parfum bisa memicu timbulnya DA.
Perihal pantangan makanan, menurut Anthonny jarang sekali ada makanan yang menjadi penyebab DA, kecuali bila DA memang sudah parah dan dibarengi dengan penyakit alergi lainnya.
Baca juga: Sedang Gatal-gatal? Berikut adalah Penyebab dan Cara Mengobatinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.