KOMPAS.com - Ternyata gatal dan kering pada kulit tubuh tidak selalu menandakan alergi atau hal lain bisa dianggap sepele. Keduanya bisa menjadi pertanda Dermatitis Atopik (DA).
Dipaparkan oleh dr Anthony Handoko SpKK FINDV, CEO Klinik Pramudia dan dr Ronny Handoko SpKK, Spesialis Kulit Senior, masih banyak masyarakat yang belum mengenal DA.
"Masyarakat saat ini mungkin tidak banyak yang tahu tentang DA ini, banyak yang berpikir kalau gatal-gatal atau ada ruam di tubuhnya itu pasti alergi. Pada kenyataannya tidak begitu," kata Anthony dalam seminar media yang diadakan di Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Menurut para ahli, DA merupakan penyakit kulit yang diturunkan secara herediter atau genetika, sehingga sifatnya hampir sama seperti diabetes yang tidak bisa disembuhkan melainkan hanya dikontrol agar tidak kambuh.
Baca juga: Viral Razia Skincare oleh OSIS, Dokter Kulit Berkomentar
Selain faktor dari genetika atau keturunan, DA juga dapat dicetuskan atau dipicu oleh berbagai faktor lainnya, seperti cuaca panas, perubahan cuaca, keringat, debu, daya tahan tubuh yang menurun, stres dan juga gigitan serangga.
Dermatitis atopik dapat membuat kulit meradang, gatal-gatal, kering dan pecah-pecah. Jika tidak segera ditangani, DA bahkan bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya dan menyebabkan gejala penyerta lainnya, seperti bersin pada pagi hari, mata bengkak, dan keluhan asma.
"DA ini kalau tidak ditangani secara benar bisa menjadi penyakit kulit yang kronis yang dapat menyerang seumur hidup. Entah itu usia bayi hingga manula (geriatri) ataupun pria dan wanita, (semuanya) sangat mungkin terkena DA ini," tegas Ronny.
Data World Allergy Organization pada tahun 2018 menunjukkan bahwa di Indonesia, prevalensi kasus DA berkisar antara 15-20 persen dan pada anak sekitar 23,67%. Artinya ada hampir satu di antara empat anak Indonesia yang mengalami DA.
Baca juga: Macam-macam Terapi Perawatan Kulit, Adakah yang Hasilnya Permanen?
Ronny menyatakan bahwa perlu adanya perhatian dan perlindungan cepat dan tepat saat gejala-gejala DA sudah muncul di tubuh Anda ataupun anak-anak Anda.
"Segera konsultasikam ke dokter spesialis kulit sedini mungkin ketika gejala DA tersebut berulang (kronis), agar mendapatkan pengobatan dan perawatan DA yang tepat, sehingga tidak menjadi lebih parah karena bisa memiliki dampak gejala penyerta (lainnya)," ujar Ronny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.