Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Thirty Meter Telescope yang Diprotes "Aquaman" Jason Momoa

Kompas.com - 12/08/2019, 17:06 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jason Momoa dikabarkan tidak dapat melakukan syuting film Aquaman 2 karena sedang fokus memprotes pembangunan Thirty Meter Telescope (TMT) di kampung halamannya.

Protes yang dilakukan secara langsung dan melalui media sosialnya oleh Jason Momoa ini, menjadikan TMT yang rencananya akan dibangun di Mauna Kea, Hawaii ini kembali hangat diperbincangkan.

Apa itu TMT?
Menurut situs web proyeknya, Thirty Meter Telescope ialah teleskop terbaru yang akan masuk golongan Extremely Large Telescope (teleskop sangat besar).

Baca juga: Teleskop James Webb NASA Bakal Ubah Cara Manusia Memandang Semesta

Cermin utama TMT itu sendiri berdiameter 30 meter, ini membuatnya tiga kali lebih lebar dan sembilan kali lebih luas dari teleskop pada umumnya.

Dengan menggunakan TMT, para ilmuwan akan bisa melihat lebih dalam ke ruang angkasa dan mengamati objek atau benda langit kosmik dengan sensivitas yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Ini akan memberikan resolusi yang tak tertandingi dengan gambar TMT yang tajamnya atau jelasnya lebih dari 12 kali Hubble Space Telescope," tulis situs web itu.

"Ketika operasional, TMT akan memberikan peluang pengamatan baru pada bidang astronomi dan astrofisika" imbuhnya lagi.

Baca juga: Resmi Sudah, Teleskop Kepler Purna Tugas

Para astronom berharap agar TMT yang bernilai 1,4 miliar US Dolar atau hampir Rp 20 triliun ini dapat membantu mereka mempelajari momen paling awal dari alam semesta setelah Big Bang, dan mengidentifikasikan lebih banyak planet di luar tata surya kita.

Teleskop raksasa ini dirancang dan dikembangkan oleh TMT International Observatory LLC (TIO), kemitraan internasional nirlaba yang di antaranya adalah Institut Teknologi California, Universitas California, Institut Nasional Ilmu Pengetahuan Alam Jepang, Observatorium Astronomi Nasional dari Akademisi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Departemen Sains dan Teknologi India dan Dewan Riset Nasional Kanada.

Baca juga: Baru Mengorbit 5 Bulan, Teleskop NASA Sudah Temukan 2 Planet Baru

Kenapa Mauna Kea dipilih?
Mauna Kea merupakan gunung berapi aktif yang terletak di Pulau Besar Hawaii.

Para astronom menyukai Mauna Kea karena udaranya yang bersih dan polusi cahaya yang terbatas pada puncaknya. Mauna Kea juga berada pada 4.205 meter di atas permukaan laut, sehingga ia pun dinobatkan sebagai lokasi terbaik di dunia untuk mempelajari langit.

Wilayah ini dipilih pada Juli 2009 oleh dewan Teleskop Thirty Meter setelah kampanye selama lima tahun.

Menurut situs web TMT, kampanye lokasi ini telah menjangkau seluruh dunia dan mengukur hampir setiap fitur atmosfer yang dapat mempengaruhi kinerja teleskop.

Sementara itu, puncak Mauna Kea juga sudah menjadi rumah bagi sekitar selusin teleskop lainnya, tetapi juga mereka sudah tidak bekerja sejak 16 Juli 2019 karena aksesnya diblokir oleh para aktivis.

Baca juga: NASA Rilis Gambar Pertama yang Ditangkap Teleskop Pemburu Planet

Mengapa orang protes?

Penduduk asli Hawaii, Jason Momoa dan Dwayne "The Rock" Johnson memandang puncak Mauna Kea tersebut sebagai tempat yang sakral. Mereka pun mengatakan bahwa keberadaan TMT akan merusak puncak Mauna Kea.

Menurut Kantor Urusan Hawaii, Mauna Kea adalah tempat yang sangat sakral dan dihormati dalam tradisi Hawaii.

Sakral tersebut dimaksudkan sebagai tempat pemujaan, rumah bagi para dewa dan "Piko" Pulau Hawaii.

Untuk diketahui, "piko" merupakan kata atau bahasa Hawaii yang memiliki makna pusar atau di mana kehidupan dimulai. Kata itu juga mewakili kedamaian, ketenangan dan spiritualitas, serta rasa kuat akan pertumbuhan kembali atau awal yang baru.

Kaho'okahi Kanuha, seorang pemimpin kelompok protes, mengatakan kepada All Things Considered NPR bahwa mereka tidak anti teleskop, tetapi TMT tidak boleh dibangun di gunung Mauna Kea tersebut.

Baca juga: Teleskop Hubble Rekam Aurora Saturnus dari Dekat, Seperti Apa?

"Mauna Kea sudah kami yakini sebagai salah satu tempat paling suci kami di seluruh Hawaii," tutur Kaho'okahi Kanuha kepada CNN.

"Kami mengambil sikap tidak hanya untuk melindungi mauna dan aina kami, tanah kami yang memiliki hubungan silsilah dengan kami. Tapi kami berjuang untuk melindungi generasi penerus yang akan datang".

Mauna Kea juga dianggap sebagai tanah ceded, yaitu tanah yang seharusnya disimpan dalam kepercayaan untuk memberi manfaat bagi generasi masa depan penduduk asli Hawaii.

Baca juga: Teleskop Hubble Tangkap Penampakan Nebula Misterius

Bisakah TMT dibangun di tempat lain?

Dilansir dari Nature, 7 Agustus 2019; sebetulnya proyek pembangunan ini memiliki alternatif atau cadangan lokasi lainnya seperti Observatorium Roque de los Muchachos di La Palma yang berada di salah satu Kepulauan Canary Spanyol.

Komunitas di La Palma sebagian besar mendukung proyek ini; dan menteri ilmu pengetahuan dan mantan astronot, Pedro Duque, menyatakan bahwa TMT diterima di sana (La Palma).

Namun, kelompok lingkungan Ecologist in Action menentang gagasan pembangunan tersebut karena dinilai akan merusak area alami yang bernilai tinggi di La Palma.

Dari karakteristik situs itu sendiri, La Palma sebetulnya masih kalah dari Mauna Kea karena ketinggiannya hanya 2.250 meter.

Dengan ketinggian yang hampir setengah Mauna Kea, TMT di La Palma harus menembus lebih banyak lapisan atmosfer Bumi dan kualitas gambarnya mungkin akan berkurang karena terhalang oleh uap air yang lebih banyak.

Baca juga: Teleskop Hubble Tangkap Penampakan Nebula Misterius

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com