Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teleskop Hubble Rekam Aurora Saturnus dari Dekat, Seperti Apa?

Kompas.com - 04/09/2018, 17:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Tech Times

KOMPAS.com - Aurora adalah salah satu fenomena alam yang menarik disaksikan. Pancaran cahaya yang menyala di lapisan ionosfer ini terjadi akibat interaksi medan magnet dari sebuah planet dengan partikel yang dipancarkan matahari.

Tapi bagaimana jika aurora bukan terjadi di Bumi, melainkan planet Saturnus?

Tentu tak kalah menarik dari aurora yang ada di Bumi. Meski ada beberapa perbedaan antara aurora di Bumi dengan di Saturnus.

Hal itu dikarenakan komposisi atmosfer di planet raksasa tersebut. Seperti Jupiter dan Neptunus, atmosfer Saturnus didominasi gas hidrogen.

Itu membuat pertunjukan cahaya seperti aurora tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Beruntung, teleskop Hubble mempunyai fitur imaging spectograph. Fitur tersebut membuat para ilmuwan memantau perilaku aurora di kutub utara Saturnus sebelum dan sesudah musim panas soltis utara.

Rekaman yang dihasilkan cocok dengan yang diambil oleh Cassini, pesawat ruang angkasa Badan Antariksa AS (NASA) yang mengorbit di Saturnus.

Gambar yang didapatkan kali ini disebut sebagai tampilan "paling komperehensif" dari aurora tersebut dan perilakunya di Saturnus.

Dirangkum dari Tech Times, Minggu (02/09/2018), aurora di Saturnus serupa dengan yang ada di Bumi.

Mereka berubah karena angin matahari dan rotasi cepat dari planet tersebut.

Teleskop Hubble juga melaporkan bahwa fenomena cahaya itu terlihat paling terang sebelum tengah malam dan sekitar fajar.

Baca juga: Perkenalkan Steve, Aurora Unik yang Belum Pernah Terlihat Sebelumnya

Sebenarnya, ini bukan kali pertama aurora Saturnus diamati oleh para ilmuwan. Meski begitu, mengamati kembali fenomena tak biasa ini bisa memberi rincian lebih lanjut mengenai magnetosfer ternesar di tata surya.

Aurora sebenarnya bukan hanya terjadi di planet-planet tertentu. Hanya saja, peristiwa ini bervariasi dari planet satu dengan yang lain.

Alasan variasi tersebut adalah medan magnet dari masing-masing planet.

Mars, misalnya, memiliki atmosfer yang terlalu tipis tapi masih menghasilkan aurora.

Tak hanya itu, komposisi atmosfer juga mempengaruhi penampilan aurora seperti yang terjadi di Saturnus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau