KOMPAS.com – Tahun ajaran baru di Indonesia telah dimulai. Dalam mendukung kegiatan belajar dan aktivitas anak lainnya, orangtua perlu memastikan agar asupan gizi anaknya sesuai dengan kebutuhan.
Dilansir dari siaran pers Philips Indonesia, Senin (15/7/2019); nutrisionis dan ketua Indonesia Sport Nutritionist Association, serta konsultan gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, mengatakan bahwa anak-anak usia sekolah memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.
Untuk memenuhinya, dibutuhkan pola makan sehat dan seimbang.
Dr Rita menjelasakan bahwa makanan yang sehat dan seimbang adalah makanan yang tidak terkontaminasi oleh bakteri dan virus serta cemaran lainnya, tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya, tidak mengandung bahan tambahan pangan secara berlebih serta dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan oleh anak.
Secara komposisi, makanan harus mengandung energi, protein, kalsium, dan zink agarnya agar pertumbuhan anak bisa optimal. Selain itu, anak juga membutuhkan zat besi dan asam lemak esensial agar bisa konsentrasi belajar; serta berbagai vitamin, mineral dan serat agar imunitasnya terjaga.
Baca juga: Hari Pertama Sekolah, Ini Tips Pakai Ransel Agar Anak Tak Sakit Punggung
Sebaliknya, makanan yang harus dibatasi konsumsinya adalah makanan dan minuman yang manis, yang asin, dan merupakan olahan yang mengandung natrium tinggi serta lemak berlebih.
“Kelebihan gula, garam, dan natrium serta lemak merupakan faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular lebih awal. Selain itu makanan dan minuman manis dapat menyebabkan kerusakan pada gigi anak,” terangnya.
Pola makan ini harus diajarkan sejak dini. Caranya dengan senantiasa memperkenalkan aneka ragam makanan disertai penjelasan nama dan manfaatnya. Dr Rita juga menyarankan orangtua untuk memberikan penjelasan bagaimana efek negatifnya jika makanan itu tidak dikonsumsi oleh anak.
Yongky Sentosa selaku Head of Personal Health Philips Indonesia mengatakan, memberikan asupan nutrisi yang baik pada anak juga merupakan investasi suatu bangsa, karena generasi muda yang sehat pastinya akan lebih dapat berkontribusi terhadap pembangunan bangsa ini.
“Untuk membesarkan generasi yang sehat dan cerdas dibutuhkan dukungan keluarga untuk memulai pola hidup sehat sejak dini, dan semua itu berawal dari rumah,” ujarnya.
Baca juga: Anak Sekolah Susah Bangun Pagi Harus Dimaklumi, Ada Alasan Biologisnya
Sayangnya, sulit bagi orangtua untuk memastikan kandungan gizi dari makanan yang tersedia di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, orangtua dapat membekali anak makanan dari rumah yang memenuhi prinsip gizi seimbang.
Makanan bekal untuk anak sekolah, dijelaskan oleh Dr Rita, terdiri dari makanan utama sebagai makan pagi atau makan siang dan makanan selingan.
Makanan utama harus memenuhi 20 persen kebutuhan gizi atau setara dengan 400 kkal dan memenuhi minimal 12 gram protein bila sebagai sarapan, dan 30 persen atau setara dengan 600 kkal da mengandung minimal 18 gram protein bila sebagai makan siang. Keduanya harus mengandung sayur dan buah.
Sementara itu, makanan selingan harus memenuhi 10 persen gizi sehari atau setara dengan 200 kkal dan enam gram protein bila dikonsumsi tiga kali dalam sehari, atau 15 persen gizi sehari atau setara dengan 300 kkal dan sembilan gram protein bila dikonsumsi dua kali sehari. Makanan selingan pun harus teridiri dari kelompok sayur dan buah.
Baca juga: Mampir ke Restoran Nasi Padang, Ahli Gizi Pilih Apa?