KOMPAS.com – Kolesterol dapat memicu beragam gangguan kesehatan, penyakit, bahkan hingga kematian.
Tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat memicu berbagai penyakit kardiovaskuler, seperti hipertensi, stroke, bahkan serangan jantung.
Sayangnya, masih banyak kesalahpahaman yang beredar di masyarakat terkait kolesterol.
Kali ini kita akan membahas beberapa kesalahpahaman tersebut sehingga diharapkan dapat menyediakan informasi yang akurat dan kredibel terkait kolesterol.
Baca juga: Jangan Percaya Mitos, Durian Tidak Mengandung Kolesterol
Kolesterol bukan ancaman bagi anak-anak
Ini merupakah anggapan yang keliru. Risiko kolesterol dapat mengancam anak-anak, terutama yang memiliki faktor genetik dan riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarganya.
Kondisi ini dikenal dengan istilah familial hypercholesterolemia. Bila tidak teridentifikasi dan ditangani dengan cepat, maka kondisi ini dapat mengancam kesehatan sang anak daam jangka panjang.
Riwayat penyakit dalam keluarga yang perlu dikenali antara lain adalah artherosklerosis dan gangguan pada dinding pembuluh darah, riwayat serangan jantung dan hipertensi, serta penyakit jantung koroner.
Meski berisiko tinggi, namun bukan berarti anak dengan kondisi ini pasti memiliki kolesterol tinggi. Terdapat beberapa bentuk pencegahan yang dapat dilakukan, seperti melakukan olahraga rutin, menghindari kebiasaan merokok, menjaga pola makan dan berat badan ideal, serta diagnosis tekanan darah berkala dan melakukan medical check up.
Pemeriksaan kolesterol lebih baik dilakukan saat paruh baya
Banyak orang beranggapan bahwa kolesterol tinggi hanya terjadi seiring bertambahnya usia, sehingga anak muda tidak perlu khawatir dan bebas mengonsumsi apa saja yang mereka inginkan.
Faktanya, kolesterol tinggi dapat terjadi pada siapapun tanpa memandang usia. The American Heart Association merekomendasikan setiap orang dewasa berumur lebih dari 20 tahun hendaknya memeriksakan kadar kolesterol dan faktor risiko lain, misalnya gula darah, setidaknya setiap empat tahun sekali.
Pemeriksaan rutin ini mampu mencegah timbulnya berbagai penyakit di kemudian hari.
Kolesterol hanya menyerang orang gemuk saja
Orang yang menderita obesitas memang memiliki risiko kolesterol lebih tinggi, namun bukan berarti orang yang kurus bebas dari ancaman ini.