KOMPAS.com – Hampir beberapa tahun terakhir, ekosistem internet di Indonesia selalu ramai dan gaduh.
Entah itu menyangkut perbedaan politik, konflik antarselebritas, maupun isu-isu sosial yang kerap memunculkan tagar-tagar baru, yang kemudian viral dan mengundang reaksi dari seantero warganet.
Apa sebenarnya yang menyebabkan warganet begitu reaktif dan vokal dalam menyuarakan opininya?
John Suler, Profesor Psikologi dari Rider University, mencoba menganalisis penyebabnya.
Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Internet
Melalui risetnya yang dipublikasikan di jurnal Cyberpsychology & Behavior, Suler mendefinisikan fenomena yang disebut efek disinhibisi online (online disinhibition effect).
Efek disinhibisi online adalah ketiadaan batasan saat seseorang berkomunikasi secara online, terutama jika dibandingkan dengan komunikasi langsung.
Hal ini membentuk persepsi bahwa orang tersebut tidak memiliki konsekuensi atas ucapannya di dunia maya, sehingga bebas berkata apa saja.
Faktor penyebab disinhibisi online
Terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan lenyapnya batasan dalam komunikasi online, antara lain adalah:
1. Anonimitas
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.