Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapor Indonesia untuk Kematian Ibu dan Bayi Jeblok, Ini 7 Faktanya

Kompas.com - 13/03/2019, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Padahal target MDGs 2015 adalah menurunkan AKI hingga tiga perempat dari angka 1990 atau sekitar 110 kasus per 100 ribu kelahiran. Namun hal itu belum bisa tercapai.

Sebagai perbandingan, Malaysia berhasil menurunkan AKI hingga 45 persen dalam 20 tahun terakhir, begitu pun AKI di dunia.

4. Penyebab AKI masih sama seperti yang terjadi pada Kartini

Kartini tutup usia pada 17 September 1904, empat hari pasca melahirkan anak pertamanya.

Kabar yang beredar Kartini meninggal karena pendarahan setelah melahirkan, tekanan darah naik dan sempat kejang.

Hampir 115 tahun berlalu, tekanan darah tinggi dan pendarahan masih tercatat sebagai faktor risiko yang paling sering dialami dalam kasus AKI.

Selain pendarahan dan hipertensi, faktor risiko seperti infeksi, abortus, dan partus lama juga menjadi penyebab lain atas kasus AKI.

Baca juga: Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia Tinggi, Riset Ungkap Sebabnya

5. Faktor luar yang disepelekan dan jadi pemicu

Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) terdorong untuk mencari penyebab kematian ibu dan bayi di Indonesia.

AIPI memanfaatkan data dari 7.381 literatur untuk mengungkap penyebab utama kasus ini. Penelitian tersebut dilakukan sejak Juni 2016 hingga Maret 2018.

Ketua Evidence Summit Profesor Dr dr Akmal Taher, SpU (K) mengungkap, pemicunya adalah kualitas pelayanan kesehatan, sistem rujukan kesehatan, implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan.

Selain itu, faktor budaya juga berperan dalam kasus ini. Terutama beberapa daerah di Indonesia yang memegang prinsip bahwa perempuan tidak berhak menentukan proses persalinannya.

Hal ini membuat banyak kasus perempuan melahirkan dalam kondisi darurat dan sulit ditolong.

"Ini lantaran keluarga melarang ibu hamil dirujuk ke fasilitas medis yang masih memadai. Perempuan untuk melahirkan di rumah sakit saja harus menurut keputusan suami dan keluarga," kata Akmal.

6. Usulan AIPI untuk Kemenkes dan Pemerintah

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau