KOMPAS.com - Jurnal Annals of Internal Medicine edisi Senin (25/2/2019) melaporkan kasus tak lazim dari Jerman. Laporan itu membahas tentang seorang pria berusia 39 tahun yang darahnya mengental sampai mirip susu sapi.
Awalnya pria itu masuk Unit Gawat Darurat (UGD) dengan keluhan mual, muntah, sakit kepala, dan tidak fokus. Dia mengaku punya diabetes tapi tidak rutin mengonsumsi obat yang diberikan.
Tak beberapa lama setelah masuk UGD, pria itu tidak sadarkan diri dan harus dipasang masker oksigen untuk membantunya bernapas.
Baca juga: Kasus Titi Wati, Mungkinkah Jadi Obesitas karena Gorengan dan Air Es?
Hasil pemeriksaan menunjukkan, pria itu mempunyai kadar trigliserida yang sangat tinggi, mencapai lebih dari 14.000 miligram per desiliter (md/dL).
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang ada dalam tubuh selain kolesterol. Melansir Hello Sehat, trigliserida sangat penting untuk keberlangsungan hidup dan merupakan bentuk utama dari lemak.
Trigliserida dan kolesterol merupakan jenis lemak berbeda yang mengalir dalam darah. Trigliserida merupakan kalori yang tidak terpakai, tapi sewaktu-waktu bisa digunakan, sedangkan kolesterol adalah lemak yang akan membentuk sel dan hormon tertentu.
Menurut National Institutes of Health (NIH), tingkat trigliserida dianggap normal bila ada di bawah 150 miligram per desiliter (md/dL) dan dianggap sangat tinggi jika lebih dari 500 md/dL.
"Kadar trigliserida yang sangat tinggi membuat darahnya berwarna seperti susu," kata rekan penulis laporan Dr. Philipp Koehler dan Matthias Kochanek dari Rumah Sakit Universitas Cologne di Jerman yang merawat pria tersebut.
Melansir Live Science, Senin (25/2/2019), bila kadar trigliserida sangat tinggi, maka akan terjadi peradangan di pankreas atau pankreatitis. Ini adalah kondisi yang memiliki potensi serius.
Persis seperti teori, hasil tes menunjukkan kadar enzim pada pankreas pria itu meningkat, sekaligus menjadi petunjuk adanya peradangan di pankreas.
Selain itu, tes juga menunjukkan pasien menderita ketoasidosis diabetik, yakni komplikasi diabetes yang membuat tubuh memecah lemak dengan sangat cepat dan berisiko tinggi mengancam jiwa.
Menurut NIH, ketoasidosis diabetik mengarah pada penumpukan asam dalam darah yang disebut keton.
Ketoasidosis terjadi karena tubuh tidak menghasilkan cukup insulin atau hormon yang membantu gula darah masuk ke dalam sel dan berguna sebagai bahan bakar.
Seperti diketahui, tanpa glukosa tubuh mengubah lemak menjadi bahan bakar. Untuk memperbaikinya, pria itu diberi cairan infus yang berisi insulin.
Proses penanganan, kolaborasi metode kuno dan modern