Ambil contoh seseorang yang merasa bisa digaji Rp 5 juta sampai Rp 6 juta, tapi ternyata hanya mendapat gaji dari tempatnya bekerja Rp 1 juta. Hal ini akan membuat seseorang tidak puas, sehingga ia akan melakukan hal lain untuk mendapat kepuasan.
"Persoalannya mau ditambah gaji berapapun, itu tidak akan pernah memuaskan orang tersebut," katanya.
Untuk itu, Amel menegaskan bahwa penambahan gaji tidak selalu membuat orang berhenti melakukan korupsi. Namun yang harus diamati adalah, apakah gaji dan fasilitas yang diberikan untuk aparatur negara berhasil membuat mereka puas atas pekerjaannya.
Sehingga, dalam hal mencegah korupsi dan lainnya permasalahannya bukan hanya pada gaji, tapi ada banyak sekali faktor yang mengikutinya, termasuk keadilan.
Efek kobra
Menurut Amel, strategi pemberian gaji itu sama seperti anekdot efek kobra. Efek kobra terjadi ketika solusi yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah, justru malah memperparah masalah itu.
Anekdot ini bermula pada masa penjajahan Britania di India. Pemerintah Britania saat itu merasa khawatir dengan populasi ular kobra beracun di Delhi.
Untuk menangani masalah tersebut, pemerintah menawarkan hadiah untuk setiap ular kobra yang mati. Awalnya solusi ini berhasil, tapi lama kelamaan justru banyak penduduk yang sengaja mengembangbiakkan ular untuk mendapatkan uang lebih banyak.
Setelah pemerintah menyadari, akhirnya program ini dihentikan.
"Jadi kalau diiming-imingi ada kenaikan gaji dan berhubungan dengan uang, malah dikhawatirkan ada efek seperti itu," ujarnya.
Baca juga: Sesat Pikir Jokowi dan Prabowo dalam Sebulan Kampanye Pilpres 2019
Apa yang paling dibutuhkan masyarakat menurut psikolog?
Amel mengatakan, yang penting dalam hal ini adalah keadilan.
"Ketika seseorang merasa diperlakukan dengan adil, maka itu akan membuat dia merasa lebih dihargai," jelasnya.
Ia memberi contoh, misalkan ada seorang hakim yang jujur dan tidak mau disuap. Namun saat melihat koleganya memiliki pekerjaan yang tidak bagus tapi punya penghasilan lebih atau posisi lebih, hakim tersebut akan merasa tidak adil.
Hal semacam ini yang memicu seseorang melakukan hal keliru.
"Jadi kalau menurut saya yang penting keadilan. Kalau mau dikasih duit berapa aja (untuk mencegah korupsi), saya rasa malah akan jadi bumerang (atau) efek kobra," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.