Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Fakta Galaksi Bima Sakti, dari Kisah Wayang sampai Serangan Bintang

Kompas.com - 19/10/2018, 10:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com — Seberapa banyak Anda mengenal lingkungan sekkitar? Mungkin Anda tahu di mana restoran paling enak dan jalan tikus untuk menghindari kemacetan, tapi mungkin masih banyak yang Anda tidak tahu.

Hal tesebut juga berlaku untuk tempat tinggal kita, galaksi Bima Sakti.

"Rumah" kita ini adalah tempat menakjubkan yang dipenuhi bintang, supernova, nebula, energi, materi gelap, dan masih banyak hal misterius lain yang masih menjadi teka-teki, bagi para ilmuwan sekalipun.

Untuk lebih mengenal rumah kita, berikut 11 fakta menarik yang harus Anda tahu dilansir Live Science, Selasa (16/10/2018).

Baca juga: Teleskop Hubble Tangkap Gambar Galaksi Saudara Bima Sakti

1. Asal usul nama Milky Way dan Bima Sakti

Sebelum muncul lampu, penerangan dibantu oleh langit malam yang dipenuhi taburan bintang menyerupai "kabut" berukuran besar yang bergerak semu dari timur terbenam di barat.

Ada berbagai nama kuno yang diberikan untuk menggambarkan "kabut" itu. Namun, nama modern yang sekarang kita pakai, Milky Way, berasal dari kepercayaan orang Yunani.

Mereka memiliki mitos tentang bayi Hercules yang dijaga Dewi Hera saat malam. Saat sedang menyusui, Dewi Hera tertidur. Namun, saat ia terbangun dan nenennya lepas, air susunya tumpah menghiasi langit malam.

"Milky Way adalah salah satu istilah yang begitu tua, yang awalnya sempat dilupakan," kata profesor sejarah sains di Gallatin School of Individualized Study, Matthew Stanley.

Sementara itu, istilah Bima Sakti berasal dari tokoh berkulit hitam dalam pewayangan, yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang Jawa kuno melihat susunan bintang-bintang yang tersebar di angkasa jika dihubungkan dan ditarik garis akan membentuk gambar Bima dililit ular naga. Sebab itulah, kita menyebutnya Bima Sakti.

2. Berapa banyak jumlah bintang di langit?

Mungkin ini adalah pertanyaan tersulit dan tak berujung. Tak terkecuali bagi para astronom yang terus berdebat untuk menjawabnya.

Teleskop para astronom hanya bisa melihat bintang-bintang paling terang di galaksi kita. Padahal, ada begitu banyak bintang yang bersembunyi terhalangi gas dan debu.

Salah satu teknik untuk memperkirakan jumlah bintang di Bima Sakti adalah dengan melihat seberapa cepat bintang mengorbit di dalamnya, yang memberi indikasi adanya tarikan gravitasi dan juga massa. Saat massa galaksi dibagi dengan ukuran rata-rata bintang, maka Anda akan mendapat jawabannya.

Namun, David Kornreich, astronom di Ithaca College, New York, memperingatkan bahwa angka-angka yang didapat adalah perkiraan, bukan hasil pasti.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau