Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Tsunami Palu, Kontroversi Ahli Asing dan Pemerintah Mencuat

Kompas.com - 18/10/2018, 08:56 WIB
Gloria Setyvani Putri,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber Nature

Proses perijinan dan pemberian visa penelitian yang nantinya diteruskan pihak Imigrasi memang membutuhkan waktu cukup lama.

Sadjuga mengatakan bahwa pemerintah Indonesia memahami pentingnya pengumpulan data yang harus berpacu dengan waktu.

"Untuk itu kami sedang mempercepat proses perijinan penelitian," kata Sadjuga.

Sadjuga menjelaskan, biasanya izin penelitian untuk ahli asing membutuhkan waktu kurang lebih 14 sampai 28 hari. Khusus untuk ahli yang ingin meneliti Palu, pihaknya sedang berusaha membereskannya dalam satu minggu.

Baca juga: Tsunami Palu: Pakar Ingatkan Pentingnya Evakuasi Mandiri

Menurut Sadjuga, ada dua tim Internasional yang sudah mengajukan izin penelitian, yakni tim dari Korea Selatan dan Amerika Serikat.

"Kami memberi izin penelitian kepada tim Korea Selatan pada 10 Oktober. Sementara untuk tim AS belum dapat diberikan (izinnya) karena para ahli belum menyelesaikan semua persyaratan," ungkapnya.

Synolakis yang ada dalam tim AS seperti disebutkan Sadjuga mengatakan butuh waktu kurang lebih satu minggu untuk memenuhi semua persyaratan.

Proses lama inilah yang akhirnya membuat beberapa anggota dengan kewajiban lain memutuskan untuk kembali ke negaranya.

Sementara itu, ahli dari Jepang seperti Taro Arikawa dari Chuo University, Tokyo, telah selesai mengumpulkan data bersama tim survei lokal. Arikawa bahkan telah mempresentasikan hasil surveinya pada lokakarya tsunami yang berlangsung pada 10-11 Oktober di Singapura.

Menurut Liu yang mengadakan pertemuan, hingga saat ini masih belum jelas tentang jenis gangguan bawah air yang memicu tsunami. Data pasang surut, ketinggian tsunami, dan waktu yang dilaporkan menunjukkan sumber dekat dengan Teluk Palu.

"Ini bisa jadi karena adanya longsor bawah laut yang dipicu gempa bumi atau bisa juga karena penurunan dasar laut secara mendadak".

"Untuk skenario kedua, tsunami bisa menyebar ke teluk (Palu)," terang Liu.

Berbagi data lapangan

Arikawa berencana untuk kembali ke Palu minggu ini untuk mengumpulkan lebih banyak data di lokasi-lokasi yang mungkin membantu mengungkap sumber tsunami.

Dalam presentasinya, ia berjanji untuk segera melaporkan dan membagikan temuan data untuk rekan-rekannya yang tidak dapat meninjau lokasi langsung.

"Selama komunitas ahli tsunami saling bertukar ide dan informasi secara terbuka, tidak masalah jika saya tidak bisa meninjau langsung," kata Liu.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau