Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Permen, Mulanya Persembahan untuk Dewa

Kompas.com - 13/09/2018, 21:18 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Mereka membuat jenis permen baru dengan menggunakan jahe, akar licorice, dan kacang.

Tahun 950 di Arab, mereka menemukan karamel. Mulanya digunakan untuk menghilangkan bulu atau rambut. Mereka juga menggunakan karamel untuk membuat patung dari pasta gula dalam bentuk pohon dan binatang.

Bahkan tak lama kemudian, orang Arab membuat kilang gula pertam di dunia di sebuah pulau yang mereka sebut "Candia".

Selama perang salib dan adanya rute perdagangan dari Eropa diperluas ke timur, para tentara dan pedagang mulai membawa gula dan permen kembali ke Eropa.

Namun saat itu gula dan permen tetap menjadi barang mewah nan langka dan mahal. Ini membuat kudapan ini hanya tersedia di meja makan orang kaya saja.

Di masa perang seperti saat tersebut, gula dan permen dipercaya sebagai obat masalah pencernaan. Itu membuat kepopuleran permen makin meningkat.

Baca juga: Permen Sebabkan Batuk

Terlebih saat perang, masalah pencernaan sering terjadi akibat konsumsi makanan tidak segar dan seimbang. Untuk obat, biasanya permen juga dibuat dari bumbu dapur sepertu cengkeh, jahe, almond, dan biji pinus yang dicelupkan ke dalam gula cair.

Setelah memasuki Eropa, permen mulai dikenal di Amerika pada awal abad ke-18. Permen yang populer pada masa itu adalah permen batu yang terbuat dari gula kristal.

Bisnis permen mengalami perubahan drastis pada 1830-an ketika kemajuan teknologi dan ketersediaan gula mulai melimpah. Peningkatan penjualan didukung dari sektor pekerja dan anak-anak.

Permen penny melambangkan transformasi permen ini. Permen penny menjadi barang material pertama yang anak-anak habiskan dengan uang mereka sendiri.

Pada tahun 1847, penemuan mesin permen memungkinkan untuk menghasilkan banyak bentuk dan ukuran permen sekaligus.

Pada tahun 1851, pembuat kue mulai menggunakan panci uap berputar untuk membantu merebus gula. Transformasi ini berarti bahwa pembuat permen tidak lagi diperlukan untuk terus mengaduk gula yang mendidih.

Selain itu, alat ini memastikan panas dari permukaan wajan juga jauh lebih merata dan membuatnya kurang mungkin gula akan gosong.

Tahun-tahun setelahnya, beberapa produsen menghasilkan warna-warna cerah dalam permen. Sayangnya, zat yang digunakan untuk menghasilkan warna-warna tersebut terbilang berbahaya.

Ini karena belum adanya peraturan yang membatasi hal tersebut.

Tak hanya zat pewarna berbahaya, kandungan zat adiktif dalam permen juga menjadi persoalan.

Masa-masa setelah itu, penggunaan zat berbahaya dalam permen terus menjadi perhatian. Terutama karena kudapan yang satu ini adalah favorit anak-anak.

Baca juga: Pilot Angkatan Laut AS Ungkap Penemuan UFO Berbentuk Permen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com