Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Vaksin, Pro Kontra Telah Ada Sejak Lama

Kompas.com - 16/08/2018, 21:38 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu belakangan, Kementerian Kesehatan melakukan program imunisasi measles rubella (MR).

Program tersebut dilaksanakan dengan pemberian vaksin untuk mencegah penularan virus campak dan rubella pada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun.

Program ini kemudian menyita perhatian publik. Salah satunya karena pro kontra halal tidaknya vaksin tersebut.

Apalagi banyak berita tentang efek samping vaksin yang meresahkan masyarakat. Selain itu, beberapa kasus terkait vaksinasi juga menghiasi berbagai portal berita.

Namun, tahukah Anda, sebenarnya vaksinasi atau imunisasi telah dilaksanakan sejak berabad-abad lalu.

Ya, berbicara tentang vaksin tentu kita harus memulainya dari sejarah penyakit menular.

Dari semua penyakit menular pada zaman dahulu, yang paling diwaspadai adalah wabah cacar. Penyakit cacar telah dikenal sejak sebelum masehi.

Konsep Vaksin

Sejarawan Yunani kuno Thucydies pada tahun 429 sebelum masehi (SM) mengamati bahwa orang yang selamat dari wabah cacar di Athena tidak terinfeksi penyakit itu kembali.

Konsep vaksinasi berkembang dari sini, yaitu untuk menghindari suatu penyakit perlu mengalaminya terlebih dahulu tapi tetap selamat.

Imunisasi Primitif

Di belahan Bumi lain, tepatnya China, imunisasi juga telah diterapkan sejak tahun 900 masehi.

Saat itu, para biksu Buddha meminum racun ular untuk memberi kekebalan terhadap gigitannya.

Baca juga: Gempa, Lombok Butuh Bantuan Obat dan Vaksin

Selanjutnya, versi promitif vaksinasi disebut variolation. Cara ini dilakukan dengan mengoleskan cacar sapi pada sebuah luka di kulit untuk mencegah penyakit tersebut.

Cara ini masif dilakukan sejak abad ke-10 hingga abad ke-17.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau