Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan "Sapi" di Dekat Bima Sakti Ini Lebih Terang dari Supernova

Kompas.com - 28/06/2018, 17:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para astronom melihat sebuah ledakan misterius yang terjadi tak jauh dari galaksi kita, Bima Sakti. Kajian ilmiahnya belum resmi diterbitkan, namun penemuan itu menantang para astronom untuk mengungkapnya. 

Peristiwa ledakan bintang di luar angkasa sering terjadi, namun ledakan "The Cow" yang terdeteksi oleh para astronom pada 16 Juni 2018 lalu, ternyata 10 kali lebih terang daripada supernova normal.

"Saya belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya di alam semesta lokal," kata Stephen Smartt, astrofisikawan dari Queen's University Belfast dan peneliti di lembaga pengamatan ATLAS yang berbasis di Hawaii.

Dikutip dari Sciencealert, Selasa 926/6/2018), "The Cow" hanya butuh waktu tiga hari saja untuk mencapai lumonisitas cahaya puncaknya. Sementara itu, ledakan supernova butuh 10 hari untuk mencapai tingkat yang sama.

Baca Juga: Ukir Sejarah, Astronom Amatir Ini Tangkap Ledakan Supernova

Mengenai namanya, "The Cow" yang berarti sapi berasal dari AT2018cow, nama resmi yang didapat berdasarkan sistem tiga huruf acak dari lokasi penemuan fenomena atau benda langit baru.

Penemuan awal

Stephen Smartt/ATLAS AT2018cow

Smartt adalah astrofisikawan yang pertama kali melihat ledakan "The Cow". Kabar penemuan tersebut segera tersiar luas di kalangan ilmuwan setelah diunggah di akun media sosial Astronomer's Telegram.

Pada awalnya Smartt menduga ledakan tersebut berasal dari sebuah benda langit di galaksi Bima Sakti, karena pijaran ledakannya begitu terang.

Namun ketika diteliti lebih detail dengan analisa spectroscopic terhadap komponen panjang gelombang dan cahayanya, para ahli menyakini bahwa "The Cow" terkait dengan CGCG137-068 yang ada di konstelasi Hercules.

Analisa tersebut dikuatkan dengan sejumlah bukti, antara lain adalah rentang waktu cahayanya dari galaksi ke Bumi sekitar 200 juta tahun cahaya. Ini berarti, menurut astronom, ledakan tersebut telah menciptakan gelombang gravitasi yang harusnya bisa terdeteksi.

Baca Juga: Tukang Kunci Jadi Orang Pertama yang Rekam Lahirnya Supernova

Sayangnya, dua alat detektor LIGO yang ada di Washington dan Louisiana sedang dalam perbaikan dan tidak bisa mendeteksi gelombang tersebut.

Sementara itu, pengamatan dari para ahli lainnya justru menimbulkan pertanyaan lain, misalnya tentang spektrum elektromagnetik yang terbentuk dari sinar X ke gelombang radio di "The Cow" yang sangat luar biasa cerah.

Smartt mengatakan, biasanya supernova meninggalkan jejak spektrum yang disebut garis absorbsi yang terjadi karena sejumlah elemen di dalamnya yang menyerap panjang gelombang cahaya. Pada ledakan AT2018cow, jejak spektrumnya "sangat halus".

Supernova atau bukan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com