Dilansir dari Washington Post, hingga saat ini para astronom masih berjuang untuk membuktikan apakah ledakan itu adalah supernova. Di saat para ahli mencoba untuk mempelajarinya, AT2018cow.
Sebagian para ahli menduga AT2018cow ini adalah supernova Tipe 1c, tipe yang terbentuk karena runtuhnya inti bintang raksasa yang sudah tidak punya elemen hidrogen dan helium di lapisan luarnya.
Sementara itu, sinyal sinar-X dan sinyal radio yang kuat menunjukkan, ledakan tersebut menghasilkan kecepatan gerakan sejumlah partikel yang mendekati kecepatan cahaya.
"Ini memang terlihat seperti benda yang cukup langka," kata Smartt.
"Hanya saja bukti-bukti terkait panjang gelombangnya perlu dipahami lebih mendalam, khususnya dalam ilmu fisika. Dan ini adalah baru proses awal dari sebuah penelitian ilmiah," tambahnya.
Pengamatan AT2018cow masih membutuhkan penelitian panjang dan analisis tambahan sebelum resmi diterbitkan. Seperti diketahui, Astronomer's Telegram bukanlah jurnal kajian antar peneliti.
Namun, hal tersebut merupakan kesempatan bagi para astronom untuk meneliti fenomena baru secara real time.
"Para ahli mengeluarkan data-data mereka dan semua orang tidak menyadari bahwa data tersebut itu terlihat aneh," kata Smartt.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.