Pada 1854, paten pompa ASI pertama dipatenkan oleh Orwell H. Needham. Pompa ASI yang dipatenkan oleh Needham ini memiliki pinggiran kaca yang terbuat dari karet fleksibel.
Pinggiran karet ini menjadi sebuah bentuk perkembangan untuk meredakan ketidaknyamanan para ibu dari pinggiran kaca pompa ASI yang sudah ada lebih dulu.
Selain itu, pinggiran karet juga bertujuan untuk meniru sensasi bayi yang menyusu.
Baca juga: Masih Hamil tetapi ASI Sudah Mengalir, Bahayakah?
Perkembangan Pompa ASI
20 tahun kemudian, tepatnya pada 1874, Robert C Gray dan Charles E Gassin membuat perubahan besar pada pompa ASI. Perubahan tersebut adalah botol penampung yang bisa dilepas.
Dengan cara ini, para ibu lebih mudah memindahkan ASI dan membersihkan pompanya. Alhasil, susu yang didapatkan juga lebih steril.
Perkembangan pompa ASI terus dilakukan pada masa tersebut. Hingga pada 1898, Joseph H Hoover membuat alat pompa ASI yang lebih lembut.
Dia memasukkan teknologi vakum dan pegas untuk membuat isapan yang kurang mendadak dan lebih nyaman.
Menyempurnakan temuan Hoover, pada 1905, Hubert H Halstead menggabungkan teknologi piston pada pompa ASI. Dengan teknologi ini, waktu keluar ASI bisa dikontrol.
Tak hanya itu, Halstead juga mulai mempertimbangkan ergonomi dan kenyamanan para ibu. Dia memasukkan pegangan jari para pompa ASI.
Ini membuat pompa ASI lebih mudah digunakan dan lebih tidak rumit. Pompa ASI buatan Halstead ini juga menjadi yang pertama kali bisa dioperasikan oleh para ibu sendiri.
Pada 1908, Joel S Gilbert menemukan pompa ASI dengan dua kantung berbentuk bohlam. Kantung pertama untuk memompa, sedangkan satunya untuk menampung ASI.
Penemuan Gilbert ini membuka jalan untuk penemuan pompa ASI otomatis.
Pada 1942, pompa ASI listrik pertama dibuat oleh Einar Egnell, seorang insinyur Swedia. Penemuan Egnell ini butuh waktu 3 tahun.
Baca juga: Kali Pertama di Dunia, Seorang Perempuan Transjender Memproduksi ASI
Sebelumnya, pada 1939, Egnell diminta oleh sekelompok ahli kandungan untuk mengembangkan pompa ASI yang lebih baik.