Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Remaja Ini Bikin Penemuan Pengubah Dunia, Seperti Apa?

Kompas.com - 16/04/2018, 20:06 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Remaja sering dianggap sebagai anak yang terlalu muda untuk minum minuman keras, menyetir, atau bahkan menggunakan Uber. Namun, siapa sangka banyak dari remaja dunia yang berprestasi.

Bahkan, di antara mereka, beberapa telah mendaftarkan hak cipta.

Sejauh ini, remaja dikenal memiliki perubahan emosi yang cepat, kecanduan media sosial, dan pilihan mode yang dipertanyakan. Namun sejumlah remaja mematahkan anggapan tersebut.

Sebuah generasi baru yang mampu memecahkan masalah kekinian dengan teknologi terobosan yang ambisius.

Baca juga: Temuan Terbaru: Bangun Siang Baik Untuk Remaja di Asia

Jadi jika Anda belum merasa sebagai orang yang kurang berprestasi, inilah daftar pendek empat remaja luar biasa yang membentuk kembali dunia tempat kita tinggal.

1. Keiana Cavé, 18 tahun, New Orleans

Cavé mencuri perhatian dengan gagasannya tentang tumpahan minyak di Deepwater Horizon, Meksiko pada 2010. Itu adalah tumpahan minyak maritim terbesar dalam sejarah manusia.

Minyak yang tumpah mencakup 4,9 juta barel (210 juta galon, atau 780.000 meter kubik) di salah satu perairan yang penting di planet ini.

Akibatnya, jumlah bayi lumba-lumba yang sekarat enam kali lebih besar dibandingkan angka biasanya. Sementara itu, para nelayan dan ilmuwan melaporkan "angka yang menggelisahkan" dari hewan laut yang cacat termasuk udang tanpa mata dan rongga mata serta ikan dengan luka dan nanah.

Melihat semua pemberitaan di televisi, Cavé dengan cepat merasa bahwa pasti ada kerusakan lingkungan yang tersembunyi. Dia lalu memusatkan perhatian untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi.

Pada usianya yang baru menginjak 15 tahun saat itu, Cave mulai mempelajari apa yang akan terjadi dengan minyak ketika dibiarkan mengambang di permukaan laut. Dia menemukan bahwa ketika minyak mentah terkena sinar ultraviolet dari matahari, minyak akan bereaksi membentuk bahan kimia yang karsinogenik.

Penelitiannya ini kemudian ditulis dalam dua makalah saintis dan dua paten, untuk metode kimia pendeteksi karsinogen.

Cave juga meluncurkan sebuah perusahaan rintisan bernama Mare, yang berupaya menyebarkan pendeteksi sehingga tidak merusak. Risetnya baru saja menerima pendanaan sebesar US$1,2 juta atau Rp16,5 miliar.

Baca juga: Bukti Baru, Efek Buruk Rokok Lebih Mengerikan Bagi Perokok Remaja

2. Rifath Shaarook, 18 tahun, India

Ketika Shaarook masih kanak-kanak, dia menghabiskan beberapa jam menatap angkasa melalui lensa teleskop dengan ayahnya. Sayangnya, Mohamed Farook, ayah Shaarook sekaligus profesor lokal dan ilmuwan itu meninggal ketika anaknya masih duduk di sekolah dasar.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau