KOMPAS.com - Jamak penelitian berhasil membuktikan efek buruk rokok untuk kesehatan. Lalu, apakah merokok saat remaja dan merokok di usia yang lebih tua memiliki efek berbeda?
Sebuah temuan terbaru mengatakan ada bedanya. Perokok sejak usia remaja mempunyai efek lebih buruk dibanding mereka yang merokok pada usia lebih tua.
Temuan yang terbit di Cell Reports pekan ini menjelaskan paparan nikotin sejak remaja dapat mengubah cara otak merespon sistem imbalan otak yang bertanggung jawab memberikan emosi positif serta membuat perokok rentan untuk menyalahgunakan alkohol.
Hasil temuan ini muncul setelah para peneliti mengamati efek paparan nikotin terhadap aktivitas otak dan perilaku tikus.
Baca juga : Studi Temukan Kandungan Berbahaya di Uap Rokok Elektrik
Tim yang dipimpin oleh John Dani, ketua Neuroscience di Perelman School of Medicine, Universitas Pennsylvania, menguji tiga kelompok tikus untuk penelitian ini.
Kelompok pertama adalah tikus yang diberikan suntikan nikotin setiap hari sejak masih muda. Kelompok kedua adalah tikus yang diberi suntikan nikotin setiap hari saat sudah tua. Kelompok tiga adalah kelompok variabel kontrol, di mana tikus yang dibesarkan tanpa paparan nikotin.
Saat semua tikus sudah dewasa, ketiganya dibiarkan mendapat minuman alkohol.
Hasilnya, tikus yang sudah terkena paparan nikotin sejak masih muda akan meminum lebih banyak alkohol dibanding tikus pada kelompok dua dan tiga.
Selanjutnya, studi ini juga mengamati aktivitas otak dari ketiga kelompok tikus, khususnya bagian neurotransmiter GABA. Neurotransmiter ini memiliki tugas untuk mengatur emosi dan kecemasan serta dapat menenangkan aktivitas otak tertentu.
Tim Dani menemukan nikotin mengubah neuritransmiter Gaba pada kelompok pertama. Perubahan ini memengaruhi sistem imbalan pada otak tikus yang memicu tikus untuk meminum lebih banyak alkohol.
Baca juga : Temuan Baru, Vape Tingkatkan Risiko Kanker
Walaupun diujicobakan pada tikus, Dani berkata penelitiannya memiliki implikasi yang penting bagi manusia. Terutama saat ini anak remaja banyak menggunakan rokok elektrik atau vape yang juga memiliki kandungan nikotin.
"Sudah banyak bukti bahwa efek nikotin pada remaja berkaitan juga dengan penggunaan obat-obatan adiktif. Masalah ini diperparah dengan konsumsi rokok elektrik yang dipilih remaja," kata Dani dilansir Newsweek, Jumat (6/4/2018).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.