Setelah banjir besar, para peneliti mendeteksi adanya ledakan aktivitas biologis dalam sampel tanah yang diambil di delapan lokasi lintasan gurun tersebut.
Tahun-tahun selanjutnya, 2016 dan 2017, para peneliti kembali melakukan penyelidikan lanjutan. Sayangnya, saat mereka kembali, hujan tidak turun dan tanda-tanda kehidupan mulai hilang pada sampel selanjutnya.
Meski demikian, kombinasi tes genomik dan analisis kimia menunjukkan, mikroba tersebut berevolusi di tanah tertentu tempat mereka ditemukan.
Komunitas bakteri keras yang ditemukan berada beberapa meter di bawah permukaan padang pasir. Ini juga menunjukkan bahwa mikroba tersebut bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama di antara cairan.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences ini menjelaskan, mikroba tersebut memasuki semacam metabolisme statis untuk mengatasi periode kekringan hingga hujan kembali turun.
"Ini benar-benar pertama kalinya seseorang dapat mengidentifikasi bentuk kehidupan yang terus menerus tinggal di Gurun Atacama," kata Schulze-Makuch.
"Kami percaya bahwa komunitas mikroba ini dapat 'tertidur' selama ratusan atau bahkan ribuan tahun dalam kondisi yang sangat mirip dengan apa yang Anda temukan di planet Mars dan kemudian kembali aktif saat hujan turun," sambungnya.
Namun tentu perlu diingat bahwa sekeras dan sesulit apapun wilayah Atacama, ia erbeda dengan Mars. Mars mungkin punya kondisi yang lebih kering dan lebih dingin sehingga sulit dibayangkan.
Meski begitu, temuan ini membawa harapan baru untuk menemukan tanda-tanda kehidupan di Mars.
"Kami tahu ada air yang membeku di tanah Mars dan penelitian terbaru menemukan dengan kuat ada hujan salju dan kejadian kelembapan lainnya yang meningkat di dekat permukaannya," ujar Schulze-Makuch.
Baca juga: Sukses Jalani Simulasi Mars, 6 Ilmuwan Israel Pulang dari Gurun Negev
"Jika kehidupan di Mars berevolusi, penelitian kami menunjukkan bahwa hal itu bisa menemukan ceruk bawah permukaan di bawah permukaannya yang sangat kering itu," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.